Selasa, 12 Agustus 2025

Belajar Agama Jadi Seru: Menghidupkan Kelas PAI dengan Assemblr EDU



TBM Akhyar Center - Serunya belajar Pendidikan Agama Islam kini bisa dirasakan dengan cara yang lebih hidup dan interaktif berkat hadirnya teknologi seperti Assemblr EDU. Platform ini memungkinkan guru mengubah materi ajar menjadi pengalaman visual 3D dan Augmented Reality (AR) yang menarik. Bagi guru PAI, ini adalah peluang emas untuk membawa siswa merasakan atmosfer pembelajaran yang berbeda dari sekadar membaca buku teks atau menonton video. Dengan visual yang realistis, konsep-konsep penting dalam agama bisa disampaikan dengan cara yang memikat dan mudah diingat.

Bayangkan saat mempelajari rukun Islam, siswa tidak hanya membaca daftar atau mendengar penjelasan, tetapi dapat melihat Ka’bah dalam bentuk 3D, memutar pandangan, dan mengamati detailnya. Guru dapat membuat simulasi jalannya ibadah haji, mulai dari thawaf, sa’i, hingga wukuf di Arafah. Hal ini memberi pengalaman belajar yang lebih mendalam, karena siswa bisa memahami alur dan makna setiap ibadah secara langsung melalui visualisasi.

Tidak hanya itu, Assemblr EDU juga dapat digunakan untuk mengajarkan sejarah Islam secara interaktif. Perjalanan hijrah Nabi Muhammad ï·º dari Makkah ke Madinah, misalnya, dapat divisualisasikan melalui peta 3D yang dilengkapi anotasi di setiap titik penting. Siswa dapat melihat jalur perjalanan, lokasi peristiwa bersejarah, hingga mempelajari konteks sosial dan politik pada masa tersebut. Dengan cara ini, sejarah tidak lagi terasa membosankan, melainkan seperti menjelajahi kisah nyata.

Kelebihan lain dari Assemblr EDU adalah kemampuannya menciptakan pembelajaran mandiri yang menyenangkan. Siswa dapat mengakses proyek pembelajaran dari ponsel mereka, menjelajahi objek 3D kapan saja, dan mengulang materi sesuai kebutuhan. Guru pun dapat menambahkan penjelasan, kuis, atau tautan sumber tambahan pada objek, sehingga siswa bisa belajar sesuai kecepatan mereka sendiri tanpa kehilangan arah.

Dalam pembelajaran PAI yang bersifat praktikal, seperti tata cara wudu dan salat, Assemblr EDU bisa menjadi media penguatan pemahaman. Guru dapat membuat simulasi langkah demi langkah yang dapat diikuti siswa secara langsung. Dengan AR, siswa bahkan dapat memproyeksikan model ke ruang mereka, sehingga pembelajaran terasa seperti praktik nyata di hadapan mereka. Pendekatan ini tidak hanya melatih keterampilan, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam beribadah.

Dari sisi kreativitas, guru PAI memiliki kebebasan untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan siswa. Assemblr EDU menyediakan perpustakaan objek 3D yang beragam, namun guru juga bisa mengunggah model buatan sendiri. Hal ini membuka peluang untuk membuat materi pembelajaran yang unik, relevan dengan budaya lokal, sekaligus tetap sesuai ajaran Islam. Dengan begitu, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Pada akhirnya, memanfaatkan Assemblr EDU untuk Pendidikan Agama Islam adalah langkah strategis untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna. Siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mengalami dan merasakannya secara visual dan interaktif. Teknologi ini membantu guru menyampaikan pesan agama dengan cara yang relevan bagi generasi digital, sambil tetap menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Dengan perpaduan inovasi dan kearifan, proses belajar PAI bisa menjadi pengalaman yang seru, mendalam, dan menginspirasi.(*)

Jumat, 01 Agustus 2025

Membuka Dunia Digital di Taman Bacaan Masyarakat bersama Assemblr EDU



TBM Akhyar Center - Taman Bacaan Masyarakat (TBM) telah lama menjadi pelita bagi warga di berbagai pelosok negeri. Di tempat sederhana itu, anak-anak, remaja, hingga orang tua mendapatkan akses literasi, membuka jendela dunia melalui buku. Namun, seiring perkembangan zaman, literasi tidak lagi terbatas pada bacaan cetak. Era digital menuntut metode baru yang lebih interaktif dan visual. Di sinilah Assemblr EDU hadir sebagai jembatan penghubung antara semangat literasi tradisional dan kecanggihan teknologi. Platform ini memungkinkan pengelola TBM memperkenalkan pengalaman belajar berbasis Augmented Reality (AR) yang membuat kegiatan membaca, belajar, dan berkreasi jadi lebih menyenangkan serta relevan dengan dunia digital masa kini. TBM tidak hanya menjadi rumah bagi buku-buku, tetapi juga tempat mengenalkan literasi digital yang bermakna dan mudah diakses.


Apa Itu Assemblr EDU dan Mengapa Penting untuk TBM?

Assemblr EDU adalah platform edukasi berbasis teknologi Augmented Reality yang memungkinkan guru, fasilitator, atau pustakawan membuat dan menyampaikan materi ajar dalam bentuk visual interaktif. Konten bisa berupa model 3D, animasi, teks, gambar, dan suara yang hidup ketika dipindai lewat perangkat mobile. Untuk Taman Bacaan Masyarakat yang ingin meningkatkan daya tarik pembelajaran, Assemblr EDU sangat relevan. Anak-anak yang sebelumnya enggan membaca bisa tertarik kembali ketika buku-buku diberi tambahan konten visual. Misalnya, buku cerita rakyat bisa dihidupkan dengan tokoh 3D dan narasi suara. Ini menjadikan pengalaman membaca lebih nyata dan menggugah imajinasi. Selain itu, teknologi ini mudah diakses—hanya butuh smartphone dan koneksi internet—yang membuatnya cocok diterapkan di TBM, bahkan yang berada di wilayah terbatas sekalipun.


Meningkatkan Minat Baca dan Belajar Anak dengan Teknologi AR

Salah satu tantangan utama di TBM adalah rendahnya minat baca anak-anak. Buku yang hanya menyajikan teks sering kali terasa membosankan di tengah gempuran video dan game digital. Assemblr EDU menjadi solusi dengan mengubah cara belajar menjadi lebih visual, interaktif, dan menyenangkan. Anak-anak bisa melihat bagaimana planet-planet bergerak, tubuh manusia dijelaskan dalam 3D, atau tokoh sejarah muncul secara nyata lewat kamera ponsel. Dengan pengalaman belajar yang imersif, mereka bukan hanya membaca, tapi juga merasakan. Hal ini memicu rasa ingin tahu dan memperkuat pemahaman konsep. Dalam jangka panjang, pendekatan seperti ini tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga mengembangkan literasi visual, kreativitas, dan keterampilan abad 21 yang sangat dibutuhkan di masa depan.


Pelatihan dan Keterlibatan Komunitas di TBM Digital

Penerapan Assemblr EDU di TBM tentu membutuhkan pelatihan bagi pengelola dan relawan. Namun, kabar baiknya adalah platform ini cukup mudah dipelajari, bahkan oleh orang yang tidak berlatar belakang teknologi. Dengan sedikit pelatihan, pengelola TBM dapat membuat konten AR sendiri sesuai kebutuhan lokal—seperti materi tentang budaya daerah, cerita rakyat setempat, hingga kampanye kesehatan. Keterlibatan masyarakat juga penting. Orang tua, guru, dan tokoh lokal bisa turut andil dalam pengembangan konten. TBM kemudian berubah menjadi ruang kolaborasi lintas generasi. Anak-anak tidak hanya menjadi konsumen konten, tetapi juga pembuat. Hal ini membuka peluang besar bagi TBM untuk menjadi pusat belajar digital berbasis komunitas, yang membentuk warga belajar aktif dan kreatif.


Integrasi Buku Cetak dan Teknologi: Kolaborasi yang Harmonis

Salah satu keunggulan Assemblr EDU adalah kemampuannya untuk tidak menggantikan buku, melainkan melengkapinya. Buku-buku yang sudah ada di TBM bisa diperkaya dengan kode AR atau QR yang ketika dipindai akan mengeluarkan konten tambahan seperti gambar bergerak, narasi suara, atau penjelasan interaktif. Ini menjadi cara cerdas untuk membuat buku cetak tetap relevan di era digital. Anak-anak tetap membaca secara fisik, tapi juga dibantu oleh visualisasi digital yang mendukung pemahaman. Misalnya, buku IPA tentang tumbuhan dapat disertai model 3D bunga yang bisa diputar dan dijelajahi. Kolaborasi ini mendorong pemahaman holistik—menggabungkan kekuatan membaca tradisional dan eksplorasi digital. TBM pun semakin fleksibel menghadirkan pengalaman belajar yang kaya, seru, dan bermanfaat.


Dampak Sosial: Literasi Digital yang Inklusif dan Merata

Dengan menggunakan Assemblr EDU, TBM tidak hanya memfasilitasi literasi baca tulis, tetapi juga memperluas cakupan literasi digital. Ini sangat penting dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. TBM yang dulunya hanya diisi rak-rak buku kini bisa berubah menjadi ruang kreatif berbasis teknologi, di mana anak-anak bisa belajar coding dasar, membuat konten edukatif, dan memahami teknologi AR secara praktis. Ini membuka akses ke dunia digital bagi mereka yang sebelumnya tertinggal. Dengan pendekatan ini, kesenjangan digital dapat dipersempit. Literasi tidak lagi terbatas bagi mereka yang berada di kota besar. Bahkan di desa atau wilayah terpencil, anak-anak bisa punya akses ke teknologi pembelajaran terkini, menjadikan TBM sebagai pusat transformasi sosial berbasis pengetahuan.


Merancang Masa Depan TBM yang Lebih Cerdas

Assemblr EDU menawarkan lebih dari sekadar alat bantu pembelajaran—ia adalah pintu menuju transformasi ekosistem literasi di Indonesia. Taman Bacaan Masyarakat yang dulunya hanya mengandalkan buku kini dapat menjadi pionir dalam literasi digital dan kreatif. Dengan dukungan teknologi AR, TBM bisa menarik lebih banyak anak, mendorong minat belajar, serta menciptakan komunitas pembelajar yang aktif dan produktif. Tentu, proses ini perlu komitmen, pelatihan, dan kolaborasi. Namun, manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar. Assemblr EDU adalah contoh nyata bahwa teknologi bisa menyatu dengan nilai-nilai lokal dan tradisi baca, menciptakan pendidikan masa depan yang inklusif, menyenangkan, dan berdampak. Mari kita hidupkan TBM dengan sentuhan teknologi untuk masa depan yang lebih cerah.(*)


Selasa, 22 Juli 2025

Kepala TBM Akhyar Center Jadi Juri Bergengsi di Lomba Video Literasi Budaya Prabumulih


TBM Akhyar Center - Kota Prabumulih kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan literasi lokal dengan menggelar Lomba Video Konten Literasi Budaya. Acara ini diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Prabumulih sebagai upaya menggali potensi kreativitas generasi muda dalam mendokumentasikan kearifan lokal. Salah satu sorotan utama kegiatan ini adalah kehadiran Kepala TBM Akhyar Center, Dwiki Al Akhyar, S.Ud., M.Pd., yang dipercaya sebagai juri dalam perlombaan ini.

Dikenal sebagai pegiat literasi dan pendidik yang aktif di dunia pendidikan dan literasi digital, Akhyar dinilai memiliki kapasitas serta pengalaman yang mumpuni dalam menilai kualitas konten literasi berbasis budaya. Penunjukannya sebagai juri menjadi nilai tambah bagi penyelenggaraan lomba ini, sekaligus menginspirasi para peserta untuk menghadirkan karya yang orisinal, edukatif, dan berdaya saing.

Dalam keterangannya, Dwiki menyampaikan bahwa lomba ini menjadi ruang penting untuk mengabadikan nilai-nilai budaya lokal melalui pendekatan visual yang dekat dengan generasi muda. "Literasi budaya harus hadir dalam bentuk yang bisa dinikmati secara digital, dan lomba ini adalah langkah nyata untuk mewujudkannya," ujar Akhyar yang juga aktif sebagai trainer literasi visual.

Lomba video konten ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek teknis pengambilan gambar, namun juga pada kekuatan narasi, keakuratan informasi budaya, serta kreativitas penyampaian pesan. Karya-karya peserta dinilai berdasarkan dampaknya terhadap peningkatan kesadaran literasi budaya di kalangan masyarakat, khususnya pelajar dan pemuda.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik semangat baru bagi komunitas literasi di Prabumulih dan sekitarnya. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan pun berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi program literasi berbasis teknologi dan budaya, dengan menggandeng para penggerak literasi seperti TBM Akhyar Center demi memperkuat identitas lokal di era digital. (*)


© Copyright 2024 Akhyar Center Indonesia | All Right Reserved