Jumat, 17 Oktober 2025

Pendiri TBM Akhyar Center Jadi Juri Lomba GTK Transformatif Guru SD se-Kota Prabumulih



TBM Akhyar Center - Kegiatan GTK Transformatif tingkat Kota Prabumulih kembali menghadirkan sosok inspiratif dari kalangan pegiat literasi. D.A. Akhyar, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Akhyar Center, didaulat menjadi salah satu juri dalam lomba GTK Transformatif bagi guru sekolah dasar se-Kota Prabumulih. Kehadirannya bukan hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap kiprahnya di dunia literasi, tetapi juga sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam mendorong transformasi pendidikan berbasis literasi di daerah.

Dalam lomba yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Prabumulih ini, para guru ditantang untuk menampilkan inovasi pembelajaran yang kreatif, adaptif, dan berdampak. Sebagai juri, D.A. Akhyar menilai karya para peserta dari aspek orisinalitas ide, relevansi dengan kebutuhan siswa abad ke-21, serta nilai literasi yang terkandung dalam praktik pembelajaran. Ia menekankan pentingnya pendidikan yang mengintegrasikan nilai kemanusiaan, kolaborasi, dan kecakapan berpikir kritis—unsur yang selama ini menjadi ruh dari kegiatan TBM Akhyar Center.

D.A. Akhyar dikenal luas sebagai pustakawan berprestasi nasional dan pendiri TBM mandiri yang aktif menggerakkan budaya baca di Prabumulih. Melalui TBM Akhyar Center, ia menginisiasi berbagai program literasi berbasis masyarakat, seperti Bibliobattle, kelas menulis kreatif, dan program literasi keluarga. Kepeduliannya terhadap peningkatan kapasitas guru dan siswa dalam literasi digital serta literasi baca-tulis menjadikan dirinya sosok panutan dalam dunia pendidikan lokal maupun nasional.

Keterlibatan D.A. Akhyar dalam ajang GTK Transformatif ini juga menjadi momentum kolaborasi antara komunitas literasi dan lembaga pendidikan formal. Ia berpendapat bahwa gerakan literasi tidak cukup berhenti di ruang baca, tetapi harus hidup di ruang kelas dan terinternalisasi dalam strategi pembelajaran. Melalui kompetisi ini, ia berharap guru-guru SD di Prabumulih dapat menjadi agen perubahan yang membawa semangat literasi transformatif ke dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan GTK Transformatif ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Prabumulih terus berkembang dengan dukungan berbagai pihak, termasuk para pegiat literasi seperti D.A. Akhyar. Kolaborasi lintas sektor antara guru, komunitas, dan pemerintah daerah diharapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan dan berkarakter. Dengan semangat literasi dan inovasi, Prabumulih menapaki langkah maju menuju kota yang cerdas, inklusif, dan berbudaya baca.

Sabtu, 04 Oktober 2025

Integrasi Deep Learning dan 3D Assemblr dalam Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam



TBM Akhyar Center - Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sering menghadapi tantangan unik, terutama dalam menyajikan konsep-konsep abstrak, ritual ibadah, atau situs-situs bersejarah secara menarik dan mudah dipahami oleh generasi digital. Metode konvensional berbasis teks dan ceramah seringkali gagal menumbuhkan rasa ingin tahu dan pengalaman mendalam yang dibutuhkan. Oleh karena itu, integrasi teknologi mutakhir, khususnya Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) dan platform konten augmented reality (AR) seperti 3D Assemblr, menjadi solusi transformatif. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem pembelajaran PAI yang tidak hanya imersif secara visual tetapi juga sangat dipersonalisasi sesuai kebutuhan setiap siswa.

3D Assemblr berperan sebagai katalis visual dan interaktif dalam proses ini. Melalui kemampuannya untuk membangun model 3D dan mengaktifkan pengalaman AR, Assemblr memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan objek PAI yang sebelumnya hanya berupa deskripsi. Siswa dapat menjelajahi replika arsitektur Masjidil Haram, mempraktikkan gerakan salat dengan panduan visual 3D langkah demi langkah, atau menelusuri peta perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam lingkungan mixed reality. Pendekatan ini mengatasi kesulitan pemahaman spasial dan kinestetik, secara fundamental mengubah materi PAI yang pasif menjadi simulasi nyata yang meningkatkan retensi dan pemahaman kontekstual.

Sementara 3D Assemblr menyediakan lingkungan yang kaya, Deep Learning berfungsi sebagai mesin personalisasi yang cerdas. Algoritma DL dapat menganalisis data interaksi siswa dalam lingkungan 3D tersebut—seperti durasi pandang pada model tertentu, tingkat keberhasilan dalam simulasi gerakan salat, atau pola navigasi antar-bab. Berdasarkan analisis ini, DL mengidentifikasi secara tepat gaya belajar dominan, kelemahan konseptual spesifik, dan tingkat kesulitan yang optimal bagi setiap siswa. Ini memungkinkan sistem untuk secara adaptif menyesuaikan alur kurikulum, merekomendasikan objek 3D, atau bahkan memodifikasi tampilan visual Assemblr untuk memaksimalkan efektivitas belajar.

Sinergi antara kedua teknologi ini menciptakan lingkaran umpan balik yang adaptif dan berkelanjutan. 3D Assemblr menghasilkan data interaktif yang sangat kaya (seperti data posisi, orientasi, dan interaksi objek), yang kemudian diproses oleh Deep Learning. Misalnya, jika DL mendeteksi bahwa sekelompok siswa menunjukkan kebingungan saat pertama kali melihat model 3D Ka’bah, sistem dapat secara otomatis menyuntikkan (inject) anotasi audio-visual tambahan atau panduan naratif yang lebih mendetail ke dalam model tersebut secara real-time. Hasilnya adalah pengalaman belajar PAI yang selalu berubah dan berkembang, menjamin setiap menit interaksi siswa termanfaatkan secara optimal.

Pada akhirnya, integrasi Deep Learning dan 3D Assemblr menandai langkah revolusioner menuju Pendidikan Agama Islam abad ke-21. Metode ini tidak hanya meningkatkan daya tarik dan relevansi PAI bagi generasi muda yang mahir teknologi, tetapi juga menjanjikan peningkatan kualitas pendidikan yang terukur melalui personalisasi berbasis data. Tantangan selanjutnya adalah melatih guru agar mahir dalam mendesain skenario pembelajaran yang memanfaatkan potensi penuh AR dan AI, serta memastikan ketersediaan infrastruktur digital yang merata untuk mewujudkan visi pembelajaran PAI yang imersif dan adaptif di seluruh lembaga pendidikan.(*)

Kamis, 02 Oktober 2025

Jawi dan Pegon: Jejak Islam dalam Aksara Nusantara



TBM Akhyar Center- Aksara Jawi dan Pegon merupakan salah satu bukti nyata bagaimana Islam berinteraksi dengan budaya lokal di Nusantara. Jawi berkembang di wilayah Melayu seperti Malaysia, Brunei, dan sebagian Sumatera, sementara Pegon tumbuh subur di tanah Jawa dan Sunda. Keduanya lahir dari kebutuhan untuk menuliskan bahasa daerah menggunakan huruf Arab, sehingga dapat menjadi sarana penyebaran ilmu agama sekaligus literasi masyarakat. Melalui aksara ini, pesan-pesan dakwah, karya sastra, hingga dokumen kerajaan dapat ditulis dan diwariskan.

Perbedaan utama Jawi dan Pegon terletak pada fungsi serta penyesuaiannya terhadap bahasa lokal. Aksara Jawi banyak digunakan dalam literatur Melayu klasik, administrasi kerajaan, dan karya sastra, sedangkan Pegon lebih dikenal di kalangan pesantren untuk menuliskan bahasa Jawa atau Sunda dalam kitab kuning. Dalam prosesnya, huruf Arab dimodifikasi agar sesuai dengan fonologi lokal—misalnya menambahkan lambang untuk bunyi /ng/, /p/, dan /g/. Penyesuaian ini menjadikan keduanya unik sekaligus menjadi jembatan antara bahasa lokal dengan ajaran Islam.

Meski penggunaannya kini semakin berkurang karena dominasi huruf Latin, Jawi dan Pegon tetap memiliki nilai historis yang penting. Upaya pelestarian aksara ini dilakukan melalui penelitian, digitalisasi naskah kuno, hingga pengajaran kembali di sekolah dan pesantren. Dengan mempelajari Jawi dan Pegon, generasi sekarang tidak hanya mengenal sebuah sistem tulisan, tetapi juga menelusuri jejak peradaban Islam yang tumbuh di Nusantara. Ia menjadi warisan literasi yang mempertemukan tradisi lokal dengan nilai-nilai universal Islam, serta membuktikan bahwa budaya Nusantara selalu terbuka pada harmoni dan adaptasi.


Gambar 1 - Huruf Arab Melayu

Gambar 2 - Huruf Arab Melayu


Huruf Arab Jawi atau Pegon merupakan aksara hasil akulturasi budaya antara dunia Arab dan Nusantara. Aksara ini digunakan terutama di kawasan Melayu seperti Malaysia, Brunei, dan sebagian Indonesia, serta di kalangan pesantren Jawa dan Sunda untuk menuliskan bahasa lokal menggunakan huruf Arab. Istilah Jawi lebih populer di wilayah Melayu, sedangkan istilah Pegon digunakan di Jawa. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai sarana literasi yang menjembatani masyarakat lokal dengan ajaran Islam, terutama dalam penyebaran ilmu agama melalui kitab kuning, syair, hikayat, dan karya sastra.

Secara teknis, aksara Jawi dan Pegon memanfaatkan huruf Arab standar yang dimodifikasi dengan tambahan titik atau bentuk khusus untuk mewakili bunyi bahasa lokal yang tidak ada dalam bahasa Arab. Misalnya, bunyi /ng/, /p/, atau /g/ yang sering ditemukan dalam bahasa Jawa dan Melayu. Penyesuaian ini menjadikan Jawi dan Pegon unik sekaligus fleksibel, karena mampu merekam kekayaan bahasa daerah dengan tetap mempertahankan nuansa keislaman melalui aksara Arab. Dengan demikian, ia bukan hanya sistem tulisan, tetapi juga simbol percampuran budaya.

Dalam perkembangannya, huruf Jawi banyak digunakan di ranah administrasi kerajaan dan sastra klasik Melayu, sementara Pegon lebih dominan dipakai dalam konteks pesantren sebagai sarana belajar agama. Meski kini penggunaannya berkurang akibat dominasi huruf Latin, keberadaan Jawi dan Pegon tetap menjadi warisan literasi berharga. Upaya pelestarian aksara ini terus dilakukan, baik melalui kajian akademik, digitalisasi naskah kuno, maupun pengajaran kembali di lembaga pendidikan. Aksara Jawi dan Pegon merepresentasikan jejak sejarah Islamisasi Nusantara yang patut dijaga sebagai identitas budaya dan khazanah ilmu pengetahuan.




Senin, 22 September 2025

Pembelajaran Fiqih Jenazah Berbasis AR: Assemblr sebagai Media Edukatif



TBM Akhyar Center - Fiqih jenazah merupakan salah satu materi penting dalam Pendidikan Agama Islam, mencakup tata cara mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengafani, menyalatkan, hingga menguburkan. Namun, praktik langsung sering kali sulit dilakukan di sekolah karena keterbatasan sarana. Kehadiran teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr menjadi solusi inovatif. Dengan visualisasi 3D, siswa dapat mempelajari tahap-tahap fiqih jenazah secara detail, interaktif, dan tetap menjaga adab serta kesakralan materi.

Assemblr memungkinkan guru menampilkan simulasi digital terkait peralatan dan prosedur pengurusan jenazah. Misalnya, cara melipat kain kafan, tata posisi jenazah, hingga susunan shaf dalam salat jenazah dapat divisualisasikan secara jelas. Siswa tidak hanya membaca teori, tetapi juga melihat praktik virtual seolah terjadi di hadapan mereka. Hal ini membantu pemahaman lebih konkret sekaligus menumbuhkan rasa hormat dalam mempelajari amalan yang penuh makna spiritual ini.

Pembelajaran berbasis AR juga memudahkan siswa mengingat tahapan fiqih jenazah secara runtut. Guru dapat merancang skenario interaktif, seperti latihan mengurutkan langkah-langkah mengafani atau memimpin doa dalam salat jenazah. Dengan cara ini, siswa dilatih untuk berpikir sistematis sekaligus aplikatif. Simulasi digital tersebut menutup celah keterbatasan praktik nyata, sehingga pemahaman siswa tetap mendalam meski tanpa praktik langsung di ruang kelas.

Selain aspek pengetahuan, Assemblr turut membangun kesadaran nilai kemanusiaan. Siswa diajak memahami bahwa mengurus jenazah bukan hanya kewajiban syariat, tetapi juga bentuk penghormatan terakhir kepada sesama muslim. Melalui simulasi interaktif, siswa dapat merenungkan makna empati, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Integrasi nilai-nilai tersebut menjadikan pembelajaran fiqih jenazah lebih menyentuh hati, bukan sekadar keterampilan teknis.

Integrasi Assemblr dalam fiqih jenazah menunjukkan bahwa teknologi dapat mendukung penyampaian materi agama secara efektif dan relevan. Visualisasi AR membuat siswa lebih tertarik, memahami materi secara komprehensif, dan menumbuhkan sikap religius yang benar. Dengan pendekatan ini, pembelajaran PAI menjadi lebih hidup, edukatif, dan sesuai dengan kebutuhan generasi digital, tanpa mengurangi kesucian serta adab dalam mengkaji ilmu agama.

Mengenal Rukun dan Tahapan Ibadah Haji secara Virtual melalui Assemblr



TBM Akhyar Center - Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang memiliki tata cara dan tahapan kompleks. Banyak siswa hanya mengenalnya lewat buku atau gambar statis, sehingga sulit membayangkan suasana nyata di Tanah Suci. Kehadiran teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr menjadi solusi inovatif. Dengan visualisasi virtual, siswa dapat melihat secara interaktif rukun haji, mulai dari thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, hingga tahallul, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami dan diingat.

Assemblr memungkinkan guru menghadirkan simulasi 3D tentang suasana Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Siswa dapat mengeksplorasi Ka’bah, melihat jalur sa’i antara Shafa dan Marwah, atau menyaksikan proses melempar jumrah secara virtual. Dengan cara ini, mereka seakan ikut merasakan perjalanan haji tanpa harus berada langsung di Mekah. Pengalaman visual ini menjadikan pembelajaran PAI lebih hidup, nyata, dan mendekatkan siswa dengan makna spiritual ibadah.

Selain memperkaya pengetahuan, simulasi haji melalui AR juga memudahkan siswa memahami tahapan ibadah secara runtut. Guru dapat menampilkan alur perjalanan mulai dari ihram, niat, hingga penyelesaian rangkaian haji. Visualisasi interaktif membantu siswa mengingat urutan dengan lebih baik dibandingkan metode konvensional. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang kelak berkesempatan menunaikan haji, karena sudah memiliki gambaran awal yang jelas.

Assemblr juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif. Mereka dapat mengakses simulasi haji dari perangkat pribadi, berdiskusi dengan teman, bahkan membuat presentasi tentang pengalaman virtual tersebut. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat pemahaman, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi, kerja sama, dan berpikir kritis. Dengan demikian, pembelajaran ibadah haji menjadi sarana integratif antara ilmu, teknologi, dan karakter.

Integrasi ibadah haji dengan teknologi AR membuktikan bahwa agama dan inovasi bisa berjalan beriringan. Assemblr menjadikan rukun dan tahapan haji lebih mudah dipelajari, dipahami, dan dihayati generasi digital. Siswa tidak lagi terbatas pada teori, melainkan memperoleh pengalaman imersif yang menginspirasi. Dengan pendekatan modern ini, pendidikan agama menjadi relevan, menarik, sekaligus menumbuhkan kesadaran spiritual yang mendalam pada diri peserta didik.

Panduan Shalat 3D dengan Assemblr: Alat Peraga Modern untuk Siswa



TBM Akhyar Center - Shalat sebagai tiang agama memerlukan pemahaman yang benar, baik dari segi gerakan maupun bacaan. Namun, tidak semua siswa mudah memahami tata cara shalat hanya melalui teks atau ceramah. Kehadiran teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr menjadi solusi modern. Dengan panduan shalat 3D, siswa dapat melihat secara detail setiap gerakan shalat dari takbiratul ihram hingga salam, sehingga pembelajaran menjadi lebih jelas, praktis, dan mudah diikuti.

Assemblr memungkinkan guru menghadirkan alat peraga digital yang interaktif. Siswa dapat mengamati gerakan shalat dari berbagai sudut pandang, memperbesar detail posisi tubuh, dan memahami keterkaitan antara gerakan dengan bacaan. Dengan demikian, mereka tidak hanya menirukan secara mekanis, tetapi juga memahami makna di balik gerakan. Visualisasi tiga dimensi ini memberi pengalaman belajar yang lebih mendalam dibandingkan dengan metode konvensional.

Panduan shalat berbasis AR juga bermanfaat dalam mengatasi perbedaan gaya belajar siswa. Bagi mereka yang visual dan kinestetik, simulasi 3D sangat membantu mempercepat pemahaman. Guru dapat menggunakan Assemblr untuk membuat skenario pembelajaran kolaboratif, seperti latihan bersama dengan panduan digital. Hal ini menumbuhkan semangat belajar aktif, meningkatkan keterlibatan siswa, serta memastikan bahwa tata cara shalat dipelajari dengan benar dan menyenangkan.

Lebih dari sekadar teknis gerakan, panduan shalat 3D melalui Assemblr dapat menanamkan nilai spiritual. Siswa diajak untuk merenungi makna bacaan dan gerakan dengan visualisasi yang menghubungkan akal dan hati. Misalnya, ketika sujud, mereka melihat penekanan pada makna kerendahan di hadapan Allah. Dengan demikian, teknologi bukan hanya media belajar, melainkan sarana memperdalam kekhusyukan dan pemahaman spiritual.

Integrasi Assemblr dalam pembelajaran shalat menunjukkan bahwa teknologi dapat bersinergi dengan nilai-nilai agama. Panduan 3D membuat shalat lebih mudah dipahami generasi digital, tanpa mengurangi kesakralannya. Justru, inovasi ini membantu siswa belajar dengan cara yang relevan, praktis, dan inspiratif. Assemblr hadir sebagai alat peraga modern yang memadukan tradisi ibadah dengan kecanggihan teknologi, sehingga siswa semakin mencintai dan menghayati shalat sebagai kewajiban utama dalam Islam.

Visualisasi Interaktif Zakat melalui Assemblr: Dari Konsep hingga Praktik



TBM Akhyar Center - Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki dimensi spiritual dan sosial. Namun, pemahaman tentang zakat sering kali terbatas pada teori tanpa visualisasi yang memadai. Teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr dapat membantu menjembatani kesenjangan ini. Dengan visual interaktif, siswa dapat melihat simulasi perhitungan zakat, jenis-jenis harta yang wajib dizakati, serta distribusinya. Cara ini menjadikan zakat lebih mudah dipahami dan terasa dekat dengan kehidupan nyata.

Assemblr memungkinkan guru menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan. Misalnya, siswa dapat melihat model tiga dimensi hewan ternak atau hasil pertanian yang menjadi objek zakat. Mereka bisa mempelajari ketentuan nisab, haul, dan kadar zakat melalui tampilan grafis yang jelas. Dengan demikian, konsep abstrak zakat berubah menjadi sesuatu yang konkret dan dapat diobservasi langsung, meningkatkan pemahaman sekaligus minat belajar siswa terhadap materi PAI.

Visualisasi zakat melalui AR juga membantu siswa memahami dampak sosial ibadah ini. Assemblr dapat menampilkan alur distribusi zakat kepada mustahik, seperti fakir miskin, amil, dan kelompok lainnya. Siswa melihat secara langsung bagaimana zakat berfungsi sebagai instrumen pemerataan ekonomi dan solidaritas sosial. Hal ini mendorong mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan menyadari peran zakat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Selain mendukung pemahaman, penggunaan Assemblr dalam pembelajaran zakat melatih keterampilan praktis. Siswa bisa melakukan simulasi perhitungan zakat profesi atau perdagangan dengan skenario interaktif. Guru dapat memberi tantangan berbasis kasus nyata sehingga siswa belajar menerapkan konsep zakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menghafal aturan, tetapi juga terbiasa berlatih berpikir analitis dan aplikatif sesuai konteks zaman modern.

Integrasi zakat dengan teknologi AR memperlihatkan bahwa agama dan inovasi dapat berjalan seiring. Assemblr menghadirkan pengalaman belajar yang relevan bagi generasi digital, membuat zakat tidak lagi dipandang sebagai kewajiban teoritis, melainkan praktik nyata yang membawa manfaat besar. Dengan memadukan konsep, praktik, dan visualisasi interaktif, pembelajaran zakat menjadi lebih hidup, inspiratif, serta mendorong tumbuhnya kesadaran beragama yang mendalam pada diri siswa.

Menghidupkan Sejarah Islam dengan Teknologi AR: Inovasi Assemblr dalam Pembelajaran PAI



TBM Akhyar Center - Menghidupkan sejarah Islam di era digital menjadi tantangan sekaligus peluang. Teknologi Augmented Reality (AR) hadir sebagai solusi kreatif untuk menjembatani generasi muda dengan kisah-kisah masa lalu. Melalui platform Assemblr, peserta didik dapat melihat visualisasi peristiwa sejarah Islam secara interaktif. Mereka tidak hanya membaca teks, tetapi juga menyaksikan peristiwa seolah-olah hadir di depan mata, sehingga pengalaman belajar menjadi lebih nyata, menyenangkan, dan berkesan.

Assemblr membuka ruang baru bagi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Guru dapat menghadirkan simulasi sejarah, seperti Perang Badar, perjalanan hijrah Nabi, hingga perkembangan peradaban Islam. Dengan teknologi AR, materi yang biasanya terasa abstrak kini tampil lebih konkret. Peserta didik dapat mengeksplorasi detail peristiwa melalui peta 3D, ilustrasi, maupun animasi. Hal ini membantu mereka memahami konteks sejarah secara mendalam dan menumbuhkan kecintaan terhadap Islam.

Inovasi pembelajaran berbasis AR tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga memperkuat daya ingat siswa. Visualisasi interaktif memungkinkan siswa menghubungkan informasi teks dengan pengalaman visual. Misalnya, ketika mempelajari sejarah pembangunan Ka’bah, siswa dapat melihat bentuk bangunan secara tiga dimensi. Cara ini membuat pengetahuan lebih mudah diingat dan diinternalisasi. Seiring perkembangan zaman, metode seperti ini akan semakin relevan untuk mendukung gaya belajar generasi digital.

Penggunaan Assemblr juga memberi peluang kolaborasi antara guru dan siswa. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, melainkan fasilitator yang mengarahkan eksplorasi. Siswa dapat mengakses aplikasi, berdiskusi, dan mengajukan pertanyaan kritis. Aktivitas ini mendorong keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan kolaboratif. Dengan demikian, pembelajaran PAI tidak hanya menyampaikan fakta sejarah, tetapi juga melatih karakter siswa agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Integrasi teknologi AR melalui Assemblr menegaskan bahwa pembelajaran agama bisa mengikuti arus inovasi. Sejarah Islam bukan sekadar materi hafalan, melainkan kisah inspiratif yang dapat dihidupkan kembali. Dengan dukungan visual interaktif, nilai-nilai Islam lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Assemblr menjadi jembatan antara tradisi dan teknologi, membantu generasi muda mencintai agamanya dengan cara yang relevan, kontekstual, dan sesuai dengan zaman mereka.

Sabtu, 20 September 2025

Assemblr Certified Educator Badge Journey



TBM Akhyar Center - Dalam komunitas ACE, setiap anggota akan mendapatkan pengalaman yang berbeda sesuai dengan level dan badge yang dimiliki. Perjalanan dimulai dari badge Inventor yang mencakup level 1 hingga 3. Pada tahap ini, anggota biasanya memiliki poin berkisar antara 100 hingga 500. Benefit yang didapatkan masih bersifat mendasar, seperti akses ke forum komunitas, kesempatan mengikuti diskusi umum, serta pengakuan awal dengan memperoleh badge Inventor. Tahap ini dirancang sebagai gerbang awal bagi anggota untuk mengenal atmosfer komunitas, berinteraksi dengan sesama peserta, dan membangun dasar pemahaman. Meski benefitnya sederhana, badge Inventor adalah pondasi penting sebelum naik ke level berikutnya, karena di sinilah proses adaptasi, orientasi, serta penanaman semangat kolaborasi dalam komunitas ACE benar-benar dimulai.

Setelah melewati Inventor, anggota yang lebih aktif akan naik ke badge Explorer, yang mencakup level 4 hingga 6 dengan poin sekitar 600 sampai 1.200. Di level ini, benefit semakin berkembang, meliputi semua keistimewaan sebelumnya ditambah akses ke konten eksklusif berupa artikel mendalam, video pembelajaran, serta tips praktis yang jarang tersedia di level dasar. Explorer juga membuka kesempatan bagi anggota untuk mengikuti event online resmi komunitas, sehingga keterlibatan tidak hanya sebatas diskusi forum, tetapi juga pengalaman belajar interaktif. Dengan badge Explorer, anggota mulai merasakan nilai tambah yang nyata karena bisa lebih dekat dengan komunitas inti dan memperoleh wawasan baru dari sumber yang lebih terpercaya. Hal ini menandai langkah penting dalam perjalanan pengembangan diri di komunitas ACE.

Kemudian, anggota dapat berkembang lebih jauh ke level Wizard, yang meliputi level 7 hingga 9 dengan kisaran poin antara 1.300 hingga 2.000. Wizard bukan hanya sekadar badge, tetapi simbol pengakuan bahwa seseorang telah menunjukkan konsistensi, kontribusi, dan pemahaman lebih mendalam dalam komunitas. Benefit yang diperoleh termasuk semua keuntungan sebelumnya, ditambah prioritas dalam sesi tanya jawab dengan mentor atau pakar. Anggota Wizard juga mendapatkan e-sertifikat resmi sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian mereka. Badge ini menjadi tanda bahwa seorang anggota telah bertransformasi menjadi figur yang bisa menjadi inspirasi bagi peserta lain. Wizard adalah fase di mana keterampilan, pengalaman, dan pengaruh mulai diakui secara luas dalam lingkaran komunitas ACE.

Selanjutnya, ada level Enlightener yang mencakup level 10 hingga 12, dengan kisaran poin antara 2.100 sampai 3.000. Anggota Enlightener memperoleh benefit berupa kesempatan menjadi kontributor, baik dalam bentuk artikel, ide, maupun konten kreatif yang ditampilkan oleh komunitas. Selain itu, mereka juga berhak atas diskon khusus untuk mengikuti program pelatihan, serta akses ke grup mentoring terbatas yang eksklusif. Enlightener bukan hanya peserta, tetapi juga berperan sebagai penerang bagi anggota lain. Mereka mulai terlibat dalam berbagi pengetahuan, membangun ide bersama, dan memberi inspirasi. Dengan badge ini, komunitas ACE menunjukkan bahwa perjalanan belajar bukan hanya menerima manfaat, tetapi juga memberikan kembali kontribusi yang bermanfaat bagi banyak orang di dalam lingkarannya.

Naik lebih tinggi lagi, terdapat badge Maven yang berlaku untuk level 13 hingga 15, dengan rentang poin antara 3.100 sampai 4.500. Badge Maven adalah simbol bergengsi karena melambangkan keahlian yang diakui oleh komunitas. Benefit yang diterima meliputi semua fasilitas sebelumnya, ditambah kesempatan tampil sebagai pembicara komunitas, baik dalam event online maupun offline. Selain itu, anggota Maven juga berhak memperoleh merchandise eksklusif yang hanya diberikan kepada mereka yang mencapai tingkatan ini. Badge Maven menempatkan anggotanya pada posisi yang lebih dihormati, karena mereka dianggap memiliki kapasitas untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Dengan begitu, komunitas ACE semakin hidup dengan kontribusi nyata dari para Maven yang menjadi teladan dalam keterlibatan aktif dan produktif.

Puncak perjalanan anggota komunitas adalah badge Trailblazer, yang mencakup level 16 hingga 18 dengan akumulasi poin di atas 4.600. Badge ini adalah simbol tertinggi yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang konsisten, berdedikasi, serta berpengaruh besar dalam komunitas. Benefit yang didapatkan sangat eksklusif, seperti akses VIP ke semua event, baik online maupun offline, serta kesempatan untuk membangun networking langsung dengan para leader dan pakar. Anggota Trailblazer juga memperoleh penghargaan khusus dari komunitas sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi luar biasa. Dengan posisi ini, Trailblazer bukan hanya anggota, tetapi juga pilar komunitas yang menjaga semangat kolaborasi, inovasi, dan pengembangan diri. Badge ini menjadi tujuan tertinggi yang diidamkan oleh banyak peserta komunitas ACE.

Dengan adanya sistem level, badge, dan benefit yang berjenjang, komunitas ACE berhasil menciptakan ekosistem belajar yang dinamis dan berkelanjutan. Setiap badge memberikan motivasi tersendiri, sekaligus tantangan bagi anggota untuk lebih aktif, berkontribusi, dan mengembangkan potensi. Dari Inventor yang sederhana hingga Trailblazer yang prestisius, semuanya memiliki peran penting dalam memperkuat jaringan, menumbuhkan semangat berbagi, dan membangun rasa kebersamaan. Skema ini bukan sekadar penghargaan simbolis, melainkan strategi untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan keterlibatan. Dengan begitu, komunitas ACE tidak hanya menjadi wadah berkumpul, tetapi juga ruang inspiratif yang mampu menumbuhkan pemimpin, inovator, dan pembelajar sejati yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Jumat, 19 September 2025

Menghidupkan Dakwah dengan Teknologi 3D di Assemblr



TBM Akhyar Center - Dakwah merupakan sarana utama dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia. Namun, metode dakwah tradisional yang hanya mengandalkan ceramah atau tulisan terkadang terasa kurang menarik bagi generasi muda. Di era digital ini, teknologi hadir untuk memperkaya cara berdakwah. Salah satu inovasi yang menonjol adalah penggunaan aplikasi Assemblr, yang memungkinkan dakwah disampaikan melalui visualisasi 3D sehingga lebih interaktif, mudah dipahami, dan relevan dengan kehidupan modern.

Assemblr memberi kesempatan para dai dan pendidik Islam untuk menghadirkan pesan dakwah dengan visual yang hidup. Misalnya, penjelasan tentang pentingnya shalat dapat diperkuat dengan simulasi gerakan shalat 3D yang jelas. Jamaah tidak hanya mendengar nasihat, tetapi juga menyaksikan contoh nyata yang bisa mereka ikuti. Dakwah pun menjadi lebih efektif karena pesan disampaikan secara audio-visual, sesuai dengan kebiasaan generasi digital yang terbiasa dengan konten visual.

Selain itu, dakwah melalui Assemblr dapat memperkuat pemahaman tentang kisah-kisah Islami. Misalnya, kisah Nabi Ibrahim dapat ditampilkan dalam bentuk animasi 3D yang menggambarkan perjuangannya. Dengan visualisasi tersebut, jamaah akan lebih mudah meresapi nilai kesabaran dan keikhlasan. Pengalaman interaktif ini menambah kedalaman dakwah, karena jamaah tidak hanya menerima pesan secara verbal, tetapi juga merasakan suasana yang tergambar secara digital dan nyata.

Assemblr juga dapat menjadi media dakwah yang menghubungkan nilai-nilai Islam dengan isu kekinian. Contohnya, materi tentang menjaga lingkungan bisa divisualisasikan dengan gambaran bumi yang sehat dan bumi yang rusak akibat ulah manusia. Dengan pendekatan 3D, pesan dakwah lebih menyentuh, karena jamaah dapat melihat langsung dampak perbuatan manusia terhadap ciptaan Allah. Hal ini menjadikan dakwah lebih kontekstual, aplikatif, dan relevan dengan tantangan kehidupan sehari-hari.

Keunggulan lain Assemblr adalah fleksibilitasnya dalam menjangkau berbagai kalangan. Materi dakwah bisa dibagikan secara digital melalui ponsel, sehingga dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Generasi muda yang gemar menggunakan gadget dapat belajar Islam dengan cara yang menyenangkan. Sementara itu, para guru atau ustadz dapat memanfaatkan Assemblr untuk memperkaya kajian di kelas maupun di masjid. Dengan begitu, dakwah menjadi lebih luas dan tidak terbatas ruang maupun waktu.

Interaktivitas dalam Assemblr juga membuka ruang kolaborasi. Jamaah atau pelajar dapat bersama-sama mengeksplorasi materi dakwah yang disajikan. Mereka bisa bertanya, berdiskusi, bahkan membuat projek dakwah kreatif berbasis 3D. Hal ini menjadikan dakwah tidak lagi satu arah, melainkan interaktif dan partisipatif. Dengan cara ini, umat Islam tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi ikut aktif membangun pemahaman dan kecintaan terhadap ajaran Islam yang disampaikan secara kreatif.

Menghidupkan dakwah dengan teknologi 3D di Assemblr adalah langkah nyata menjawab kebutuhan zaman. Visualisasi interaktif membuat pesan agama lebih mudah diterima, terutama oleh generasi digital yang terbiasa dengan media visual. Dakwah tetap menjaga substansi ajaran Islam, tetapi cara penyampaiannya disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Dengan inovasi ini, nilai-nilai Islam dapat terus tersebar luas, menyentuh hati, dan menginspirasi umat untuk mengamalkan ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.(*)

Kreativitas Islami dengan Augmented Reality Assemblr



TBM Akhyar Center - Belajar agama sering dianggap monoton jika hanya berfokus pada teks atau ceramah. Padahal, Islam mendorong umatnya untuk terus berinovasi dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Teknologi Augmented Reality (AR) hadir sebagai sarana baru yang membuat pembelajaran lebih interaktif. Dengan menggabungkan dunia nyata dan elemen digital, AR mampu menghadirkan pengalaman belajar agama yang seru, mudah dipahami, sekaligus menumbuhkan kreativitas Islami pada generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.

Augmented Reality membantu menjembatani teori dan praktik. Misalnya, tata cara wudhu dapat divisualisasikan dengan objek 3D yang muncul melalui kamera ponsel. Anak-anak bisa langsung mengikuti urutan gerakan sambil melihat simulasi nyata di layar mereka. Hal ini membuat proses belajar tidak hanya mengandalkan hafalan, melainkan juga pengalaman visual yang mendalam. Dengan demikian, pengetahuan agama lebih mudah dipraktikkan dan diingat dalam kehidupan sehari-hari.

Selain ibadah, AR juga efektif untuk memperkenalkan sejarah Islam. Kisah-kisah Nabi dapat divisualisasikan dalam bentuk miniatur 3D, lengkap dengan narasi yang menyentuh. Pelajar tidak hanya mendengar cerita, tetapi juga seakan menyaksikan langsung peristiwa bersejarah. Teknologi ini memberi nuansa baru dalam memahami keteladanan para Nabi. Nilai moral yang terkandung dalam cerita lebih membekas, karena tersampaikan melalui gabungan audio, visual, dan interaksi digital yang menyenangkan.

AR juga bisa diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an. Huruf-huruf hijaiyah dapat ditampilkan dalam bentuk 3D yang interaktif, sehingga anak-anak lebih mudah mengenal bentuk dan pelafalan. Bahkan, guru dapat menambahkan animasi untuk setiap huruf, menjadikannya pengalaman belajar yang lebih seru. Dengan cara ini, belajar membaca Al-Qur’an tidak lagi terasa sulit, melainkan sebuah petualangan interaktif yang menumbuhkan kecintaan anak terhadap Kalamullah sejak usia dini.

Dalam konteks pendidikan modern, kreativitas menjadi kunci penting. AR membantu siswa mengasah daya pikir kreatif mereka saat belajar agama. Misalnya, mereka dapat membuat projek visual tentang konsep zakat atau puasa menggunakan aplikasi AR. Dengan terlibat langsung dalam proses kreatif, mereka tidak hanya memahami materi, tetapi juga melatih keterampilan abad ke-21 yang bermanfaat untuk masa depan. Belajar agama pun menjadi lebih kontekstual dan relevan.

Teknologi AR juga memberi peluang bagi guru untuk menyampaikan materi dengan cara yang inovatif. Mereka bisa merancang media pembelajaran Islami yang lebih menarik, sesuai kebutuhan murid. Tidak hanya untuk kelas formal, AR juga dapat digunakan dalam kajian keluarga di rumah atau kegiatan keagamaan di musholla. Fleksibilitas ini membuat pembelajaran agama lebih mudah diakses, menyenangkan, dan mampu menyentuh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Membangun kreativitas Islami dengan AR adalah langkah strategis menghadirkan agama dalam format modern. Teknologi ini bukan sekadar alat hiburan, tetapi sarana dakwah yang efektif. Dengan pendekatan visual interaktif, nilai-nilai Islam dapat tersampaikan lebih jelas, emosional, dan relevan dengan generasi digital. Islam tetap menjadi pedoman hidup, sementara AR menjadi jembatan kreatif yang membuat proses belajar agama lebih hidup, menyenangkan, dan mudah dihayati dalam keseharian umat Muslim.(*)

Dari Musholla ke Digital: Pendidikan Islam 3D Assemblr



TBM Akhyar Center -  Pendidikan Islam sejak dahulu tumbuh dari musholla dan masjid sebagai pusat pembelajaran iman, akhlak, dan ibadah. Namun, di era digital, metode penyampaian ilmu tidak lagi terbatas pada tatap muka. Anak-anak generasi kini lebih dekat dengan gawai, aplikasi, dan visual interaktif. Maka, menghadirkan pendidikan Islam dengan pendekatan teknologi 3D melalui platform Assemblr menjadi solusi kreatif yang relevan untuk menjembatani nilai tradisi dengan perkembangan zaman modern.

Assemblr memungkinkan guru, ustadz, atau pendidik menghadirkan konsep-konsep dasar Islam ke dalam bentuk visual 3D yang menarik. Misalnya, tata cara wudhu bisa divisualisasikan dengan gerakan yang jelas dari berbagai sudut. Siswa dapat memperbesar atau memutar tampilan, sehingga lebih mudah memahami setiap detail. Dengan cara ini, materi yang biasanya abstrak bisa dipelajari dengan nyata, sekaligus memperkuat pemahaman melalui pengalaman belajar visual.

Tidak hanya ibadah, nilai-nilai akhlak mulia juga dapat diajarkan secara interaktif. Contohnya, kisah-kisah Nabi dapat divisualisasikan menjadi model 3D yang menggambarkan peristiwa penting. Anak-anak yang terbiasa dengan dunia digital akan lebih tertarik menyimak, karena mereka seakan ikut terlibat dalam kisah. Pengalaman ini membuat pesan moral lebih membekas, sehingga pembelajaran akhlak tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga pengalaman emosional yang berkesan.

Kelebihan lain dari media 3D Assemblr adalah kemampuannya menghadirkan pengalaman pembelajaran kolaboratif. Siswa bisa belajar bersama-sama melalui satu projek 3D yang ditampilkan di kelas, bahkan menggunakan perangkat pribadi. Diskusi dan interaksi bisa lebih hidup, karena mereka saling menambahkan pandangan berdasarkan visual yang sama. Pembelajaran agama pun tidak lagi terasa membosankan, melainkan dinamis, interaktif, dan menyesuaikan kebutuhan generasi yang tumbuh di era digital.

Selain itu, Assemblr mempermudah pendidik mengaitkan ajaran Islam dengan realitas sehari-hari. Misalnya, ketika menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan, guru bisa menghadirkan visualisasi 3D bumi yang rusak dan bumi yang sehat. Anak-anak akan lebih mudah memahami dampak perilaku terhadap ciptaan Allah. Integrasi antara nilai-nilai agama dan sains juga dapat dilakukan, sehingga pendidikan Islam menjadi lebih komprehensif dan sesuai dengan tantangan zaman.

Transformasi pendidikan Islam dari musholla ke dunia digital bukan berarti meninggalkan tradisi. Musholla tetap menjadi tempat utama membangun spiritualitas, sementara teknologi menjadi pelengkap untuk memperkaya pengalaman belajar. Dengan Assemblr, nilai-nilai Islam tetap dijaga, namun penyampaiannya mengikuti pola pikir generasi milenial dan Z yang lebih dekat dengan visual serta teknologi. Perpaduan ini menghasilkan metode pembelajaran yang relevan sekaligus tetap berpijak pada akar keislaman.

Inovasi pendidikan Islam melalui media 3D Assemblr merupakan jawaban atas kebutuhan zaman. Dengan menghadirkan ibadah, akhlak, dan kisah Islami dalam format visual interaktif, anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga menghayati secara mendalam. Transformasi ini menghubungkan generasi baru dengan ajaran Islam secara kreatif, menarik, dan bermakna. Dari musholla hingga dunia digital, nilai-nilai Islam tetap terjaga, namun kini hadir lebih hidup di layar, menggugah hati sekaligus memperkuat iman.(*)

Mengenal Rukun Islam Secara Interaktif Melalui Assemblr 3D



TBM Akhyar Center - Rukun Islam merupakan pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Mulai dari syahadat, shalat, zakat, puasa, hingga haji, setiap rukun memiliki makna mendalam yang membentuk identitas keimanan. Namun, pembelajaran tentang Rukun Islam sering kali disampaikan secara konvensional sehingga terasa kurang menarik bagi sebagian orang, khususnya generasi muda. Kehadiran teknologi 3D melalui aplikasi Assemblr membuka peluang baru untuk memahami Rukun Islam dengan cara yang lebih hidup dan interaktif.

Syahadat sebagai rukun pertama dapat divisualisasikan dalam bentuk animasi 3D, misalnya dengan menampilkan cahaya yang menggambarkan keteguhan hati dalam mengucapkan kalimat tauhid. Hal ini membuat anak-anak maupun pelajar lebih mudah menangkap makna mendasar dari syahadat sebagai pernyataan iman. Interaksi visual tersebut membantu memperkuat pemahaman, karena tidak hanya mendengar atau membaca, tetapi juga melihat gambaran simbolis secara nyata dalam dunia digital.

Rukun kedua, yaitu shalat, dapat dihadirkan dalam bentuk simulasi gerakan 3D. Assemblr memungkinkan pengajar menampilkan setiap gerakan shalat dengan jelas, mulai dari takbiratul ihram hingga salam penutup. Murid bisa memutar sudut pandang, memperbesar tampilan, bahkan mengikuti gerakan secara langsung. Pendekatan ini memberi kesempatan belajar yang lebih efektif, terutama bagi anak-anak yang masih berlatih gerakan shalat secara benar dan sesuai tuntunan Rasulullah.

Zakat sebagai rukun ketiga sering kali membutuhkan pemahaman visual agar maknanya lebih menyentuh. Melalui 3D, kita bisa menampilkan alur distribusi zakat, mulai dari pengumpulan harta hingga penyaluran kepada yang berhak. Dengan cara ini, siswa tidak hanya memahami zakat sebagai kewajiban finansial, tetapi juga melihat dampak sosialnya yang nyata. Assemblr membuat pembelajaran menjadi kontekstual sehingga lebih mudah diingat dan menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama.

Puasa Ramadan dapat divisualisasikan dengan perjalanan waktu 3D yang menampilkan perubahan suasana dari fajar hingga magrib. Penggunaan visualisasi ini membantu anak-anak memahami konsep menahan diri dalam rentang waktu tertentu. Selain itu, dapat ditambahkan elemen edukatif seperti penjelasan manfaat kesehatan dan spiritual dari puasa. Dengan kombinasi narasi dan ilustrasi visual, puasa tidak lagi sekadar teori, tetapi pengalaman belajar yang menyentuh perasaan dan pemikiran peserta didik.

Haji sebagai rukun Islam terakhir memiliki banyak tahapan yang kompleks. Assemblr dapat menghadirkan simulasi perjalanan haji dalam bentuk 3D, mulai dari tawaf, sa’i, hingga wukuf di Arafah. Pelajar dapat merasakan pengalaman seolah berada langsung di tanah suci, meskipun hanya melalui layar. Hal ini membuat mereka lebih mudah memahami tata cara ibadah haji, serta menghayati nilai kesabaran dan pengorbanan yang menjadi inti dari ibadah tersebut.

Pemanfaatan Assemblr dalam pembelajaran Rukun Islam memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna. Visualisasi 3D tidak hanya membantu memahami konsep, tetapi juga menumbuhkan kedekatan emosional dengan ajaran Islam. Inovasi ini sangat relevan untuk generasi digital yang terbiasa dengan interaksi visual. Dengan cara belajar interaktif ini, diharapkan nilai-nilai Rukun Islam semakin tertanam kuat dalam hati dan pikiran, sehingga melahirkan Muslim yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Kisah Nabi Jadi Hidup Lewat Teknologi Assemblr 3D

 


TBM Akhyar Center - Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter, akhlak, dan keimanan peserta didik. Namun, tantangan zaman membuat metode pembelajaran perlu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Salah satunya adalah penggunaan media digital yang interaktif, seperti teknologi 3D. Melalui pendekatan ini, kisah-kisah para nabi yang biasanya hanya dibaca atau diceritakan, kini bisa divisualisasikan lebih hidup dan menarik sehingga lebih mudah dipahami oleh generasi muda.

Assemblr sebagai platform berbasis augmented reality (AR) dan 3D menghadirkan pengalaman belajar baru yang interaktif. Guru dapat membuat visualisasi tokoh, lokasi, maupun peristiwa sejarah Islam secara mendetail. Misalnya, kisah Nabi Nuh dan bahtera besar yang dibuatnya dapat divisualisasikan dalam bentuk model 3D. Dengan begitu, siswa tidak hanya mendengar cerita, tetapi juga seolah-olah melihat gambaran nyata dari peristiwa tersebut, menjadikan pembelajaran lebih berkesan.

Penggunaan teknologi 3D dalam pembelajaran agama Islam melalui Assemblr mampu menjembatani antara tradisi dan modernitas. Kisah-kisah Al-Qur’an yang penuh makna bisa disampaikan dengan cara yang relevan dengan dunia digital anak-anak sekarang. Hal ini juga membantu guru mengatasi kebosanan siswa ketika hanya belajar dengan buku teks. Visualisasi interaktif mendorong rasa ingin tahu dan mempermudah mereka memahami nilai moral yang terkandung dalam setiap kisah nabi.

Selain memperkaya pengalaman belajar, Assemblr juga membuka ruang kolaborasi antara guru dan siswa. Guru dapat menugaskan siswa untuk membuat proyek visualisasi kisah nabi dalam bentuk 3D. Misalnya, menggambarkan Ka’bah pada masa Nabi Ibrahim atau perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Dengan keterlibatan aktif siswa, pembelajaran agama Islam tidak lagi bersifat satu arah, tetapi menjadi proses kreatif yang mendorong partisipasi, pemahaman, sekaligus penghayatan nilai-nilai spiritual.

Kelebihan lain dari Assemblr adalah kemampuannya menanamkan konsep pembelajaran berbasis pengalaman. Ketika siswa dapat berinteraksi dengan objek 3D kisah nabi, mereka merasa seperti bagian dari cerita tersebut. Hal ini membuat pesan moral lebih melekat dalam ingatan. Misalnya, saat melihat simulasi Nabi Musa membelah laut, siswa bisa merasakan kekuatan iman dan keajaiban yang Allah berikan, sehingga nilai keimanan tidak hanya diajarkan, tetapi benar-benar dirasakan.

Implementasi pembelajaran agama Islam dengan Assemblr juga melatih keterampilan abad ke-21. Siswa tidak hanya belajar agama, tetapi juga meningkatkan literasi digital, berpikir kritis, serta kreativitas. Dengan begitu, pendidikan agama Islam tidak lagi dianggap kuno, melainkan sejalan dengan kebutuhan generasi modern. Teknologi 3D memberi ruang bagi siswa untuk memahami Islam dengan cara yang menyenangkan, tanpa mengurangi esensi ajaran yang sarat makna spiritual dan moral.

Pada akhirnya, penggunaan teknologi 3D melalui Assemblr menjadi inovasi yang menjanjikan dalam pendidikan agama Islam. Kisah para nabi dapat dihidupkan kembali dengan visualisasi yang menarik, membuat siswa lebih terhubung dengan sejarah dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Dengan metode ini, generasi muda dapat tumbuh sebagai pribadi beriman yang juga melek teknologi. Inilah langkah nyata mengintegrasikan dakwah, pendidikan, dan inovasi dalam satu wadah yang bermanfaat.(*)

Rabu, 17 September 2025

Roni Ardiansyah, Sosok Multitalenta yang Membanggakan Indonesia

 



TBM Akhyar Center - Di kota Prabumulih, Sumatera Selatan, nama Roni Ardiansyah, S.Pd., M.Si. begitu akrab di telinga masyarakat. Ia dikenal bukan hanya sebagai seorang pendidik, melainkan figur inspiratif yang mengabdikan diri sepenuhnya untuk dunia pendidikan. Sebagai guru berprestasi dan kepala sekolah visioner, ia menjalani tugas dengan sepenuh hati. Dedikasi itu membuatnya tampil sebagai sosok yang berhasil memadukan pengetahuan, kepemimpinan, serta keikhlasan dalam membimbing generasi muda menuju masa depan yang lebih cerah.

Perjalanan karier Roni di dunia pendidikan diawali dengan tekad sederhana: mencerdaskan anak bangsa. Baginya, guru tidak sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi pembimbing dalam kehidupan. Dengan metode mengajar kreatif dan humanis, ia mendorong murid-muridnya untuk berani bermimpi, berpikir kritis, serta percaya diri menghadapi tantangan zaman. Sejumlah penghargaan telah diraihnya sebagai guru berprestasi, meski baginya penghargaan hanyalah bonus dari pengabdian tulus.

Kini, kiprahnya semakin luas ketika dipercaya menjadi kepala sekolah. Dalam kepemimpinannya, ia menekankan pentingnya membangun sekolah yang ramah, inovatif, dan berorientasi pada pembentukan karakter. Ia menggagas digitalisasi pembelajaran, menguatkan literasi, serta mendorong kegiatan ekstrakurikuler agar bakat siswa berkembang optimal. Dengan visi besarnya, Roni menjadikan sekolah bukan sekadar ruang belajar, tetapi juga laboratorium kehidupan yang melahirkan generasi cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi masa depan.


Panggilan Hati yang Membentuk Jalan Hidup

Roni mengawali perjalanannya di dunia pendidikan dengan tekad yang sederhana: mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa. Berangkat dari latar belakang pendidikan sarjana (S.Pd.) hingga meraih gelar magister (M.Si.), ia membekali dirinya dengan ilmu yang mumpuni. Bagi Roni, pendidikan adalah jalan pengabdian, bukan sekadar profesi. Ia percaya, dari ruang kelas hingga lingkungan sekolah, guru memiliki tanggung jawab moral membentuk masa depan bangsa.

Sejak awal, ia menekankan bahwa guru sejati bukan sekadar pengajar, tetapi juga pembimbing kehidupan. Ia hadir di tengah murid bukan hanya untuk menyampaikan materi pelajaran, melainkan juga menanamkan nilai, membangkitkan semangat, dan menumbuhkan keberanian untuk bermimpi. Filosofi inilah yang membuat gaya mengajarnya terasa hidup, dekat dengan siswa, dan memberi ruang bagi tumbuhnya kreativitas.

“Menjadi guru bukan hanya mengajar di kelas, tetapi juga membimbing jiwa agar murid berani bermimpi dan percaya diri menjemput masa depan,” tutur Roni dalam sebuah kesempatan. Kalimat itu bukan sekadar kutipan, melainkan prinsip yang terus ia jalani. Ia melihat dirinya sebagai pemandu yang membantu anak-anak menemukan arah hidup, bukan hanya menguasai pelajaran.

Ketekunan dan konsistensinya membuat Roni menorehkan banyak prestasi. Ia berhasil mengukir nama sebagai guru berprestasi di tingkat daerah hingga nasional. Namun, penghargaan yang diraihnya tidak pernah membuatnya berpuas diri. Ia selalu menekankan bahwa prestasi sejati seorang pendidik bukan pada piagam atau piala, melainkan pada keberhasilan murid-muridnya tumbuh menjadi generasi yang bermanfaat bagi orang lain.

Perjalanan Roni tidak berhenti sebagai guru. Kepiawaiannya dalam mengajar, memimpin, dan berinovasi mengantarkan dirinya dipercaya menjadi seorang kepala sekolah. Dalam posisi itu, ia semakin memiliki ruang untuk mewujudkan gagasan besarnya: menjadikan sekolah sebagai laboratorium kehidupan, tempat siswa tidak hanya belajar, tetapi juga tumbuh sebagai manusia seutuhnya.

Sebagai kepala sekolah, ia menggagas banyak program inovatif. Dari digitalisasi pembelajaran, penguatan literasi, hingga pengembangan ekstrakurikuler, semua diarahkan untuk menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang ramah, adaptif, dan berorientasi pada masa depan. Roni percaya, sekolah yang hidup adalah sekolah yang mampu memahami kebutuhan murid dan membekali mereka dengan keterampilan abad ke-21.

Tak heran jika dirinya berkali-kali dinobatkan sebagai kepala sekolah berprestasi. Namun bagi Roni, gelar itu hanya bonus. Ia lebih bangga ketika melihat murid-muridnya berani melangkah ke masa depan dengan percaya diri. Baginya, pendidikan adalah amanah, dan setiap langkahnya adalah upaya menjaga cahaya agar tidak pernah padam dalam jiwa generasi penerus bangsa.


Kepemimpinan Visioner di Dunia Sekolah

Kini, peran Roni semakin luas ketika ia dipercaya menjadi kepala sekolah. Tugas itu tidak sekadar berarti mengurus administrasi atau menjalankan rutinitas harian, melainkan menghadirkan sebuah visi besar yang mampu menuntun arah sekolah. Ia melihat sekolah bukan hanya bangunan fisik, tetapi sebuah ruang hidup yang menjadi rumah bagi pertumbuhan murid.

Baginya, sekolah harus mampu menghadirkan suasana yang memberi ruang bagi anak untuk menemukan jati diri, menggali potensi, dan menyiapkan masa depan. Filosofi ini membuat kepemimpinannya berbeda: lebih humanis, lebih visioner, dan lebih membumi dengan kebutuhan nyata murid.

“Sekolah adalah laboratorium kehidupan. Di sinilah anak-anak belajar tentang nilai, karakter, dan keberanian untuk menghadapi dunia nyata,” ungkap Roni suatu ketika. Kalimat sederhana itu mencerminkan pemikirannya yang tajam sekaligus menyentuh.

Dengan berbekal visi itu, Roni menggagas banyak inovasi yang menyegarkan. Ia tidak ingin sekolah berhenti pada metode lama, tetapi terus beradaptasi dengan zaman. Salah satu langkah penting yang ia dorong adalah digitalisasi pembelajaran, agar guru dan murid terbiasa memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif.

Selain itu, ia menguatkan program literasi dan numerasi. Baginya, kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bukan sekadar keterampilan dasar, melainkan fondasi bagi murid untuk berpikir kritis dan kreatif. Melalui berbagai program literasi, sekolah menjadi semakin akrab dengan buku, diskusi, dan budaya belajar yang menyenangkan.

Roni juga memperluas jejaring dengan masyarakat dan dunia luar sekolah. Ia percaya kolaborasi adalah kunci kemajuan. Oleh karena itu, sekolah yang dipimpinnya rutin mengadakan kegiatan bersama komunitas, orang tua, dan lembaga lain, sehingga tercipta ekosistem pendidikan yang saling mendukung.

Tidak lupa, ia menekankan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah ekspresi minat dan bakat siswa. Dari olahraga, seni, hingga sains, semua mendapat ruang yang sama. Hasilnya, sekolah yang ia pimpin semakin dikenal luas sebagai sekolah progresif, ramah, dan inspiratif—tempat anak-anak bukan hanya belajar, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang utuh.


Karisma Sang MC Kondang

Meski sibuk mengurus sekolah dengan berbagai tanggung jawabnya, Roni tetap setia pada panggilan hati yang lain: dunia panggung. Ia dikenal luas sebagai MC kondang di Prabumulih, seorang pembawa acara yang memiliki gaya khas, lugas, penuh energi, namun tetap elegan dalam setiap penampilannya.

Hampir setiap acara penting di kota ini pernah ia pandu. Dari pernikahan yang penuh haru, acara resmi pemerintahan yang membutuhkan ketegasan, hingga festival budaya yang meriah, nama Roni hampir selalu hadir sebagai sosok yang mampu menghidupkan suasana. Keberadaannya di panggung menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan masyarakat.

Bagi Roni, menjadi MC bukanlah sekadar pekerjaan sampingan. Ia memaknainya sebagai ruang lain untuk terus mengasah keterampilan komunikasi, melatih kepekaan, sekaligus menebarkan keceriaan kepada orang banyak. Ia percaya bahwa kata-kata yang disampaikan dengan hati dapat menjadi jembatan yang menghubungkan manusia satu dengan yang lain.

“Panggung dan pendidikan tidaklah berbeda; keduanya adalah ruang untuk berbicara dengan hati, menggerakkan orang lain, dan menebar energi positif,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Kalimat ini menjadi filosofi yang melekat dalam setiap penampilannya, baik di ruang kelas maupun di panggung terbuka.

Tak heran, setiap kali tampil, Roni selalu berhasil menciptakan suasana yang hidup, hangat, dan berkesan. Kepiawaiannya memadukan improvisasi dengan ketepatan bahasa membuat audiens merasa terlibat dan dekat dengannya. Panggung seolah menjadi ruang yang membaurkan batas antara pembawa acara dan penonton.

Karisma yang terpancar darinya pun tak jarang membuat orang kagum. Banyak yang menyebut Roni bukan sekadar MC, melainkan sosok penggerak suasana yang mampu memberi napas pada setiap momen. Julukan “MC paling berkarisma di Prabumulih” pun melekat padanya sebagai bentuk pengakuan dari masyarakat.

Dengan segala kesibukan yang ia jalani, Roni menunjukkan bahwa dedikasi seorang pendidik dapat berpadu dengan kreativitas di dunia hiburan. Ia membuktikan bahwa ketika dijalani dengan tulus, setiap peran yang diemban akan saling melengkapi dan menghadirkan inspirasi bagi banyak orang.




Pengalaman Internasional Roni Ardiansyah

Pada Maret 2019, sebuah momen bersejarah hadir dalam perjalanan karier Roni Ardiansyah, S.Pd., M.Si., seorang pendidik asal Prabumulih yang penuh dedikasi. Ia terpilih untuk mengikuti program “Post-Departure Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan ke Luar Negeri” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Acara yang berlangsung dari tanggal 23 hingga 25 Maret itu bukan sekadar pertemuan formal, melainkan wadah berbagi pengalaman, ilmu, dan gagasan dari para tenaga pendidik terbaik bangsa.

Dalam salah satu dokumentasi kegiatan, Roni tampak berdiri dengan penuh percaya diri bersama rekan sejawat di depan spanduk resmi acara. Senyum dan semangat yang terpancar dari wajahnya seakan menyiratkan kebanggaan tersendiri: seorang guru dari Prabumulih mampu berdiri sejajar dengan para pendidik dari berbagai penjuru tanah air. Bagi Roni, itu adalah bukti nyata bahwa kerja keras, komitmen, dan dedikasi seorang guru tidak pernah sia-sia.

Program ini menjadi titik balik penting bagi dirinya. Setelah sebelumnya mendapat kesempatan menimba ilmu di luar negeri, acara Post-Departure ini mempertemukannya kembali dengan para peserta lain untuk merumuskan bagaimana pengalaman internasional itu bisa memberikan dampak nyata bagi sekolah dan masyarakat di daerah masing-masing. Roni membawa semangat besar: menjadikan pengalaman global sebagai inspirasi lokal.

Ia menyadari bahwa tidak semua guru mendapat kesempatan yang sama. Karena itu, sepulang dari kegiatan tersebut, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk membagikan pengetahuan yang diperoleh. Roni mulai menerapkan metode pembelajaran baru, mendorong siswanya berpikir kritis, dan membuka wawasan mereka tentang dunia yang lebih luas.

Lebih dari sekadar peningkatan kompetensi pribadi, keikutsertaan Roni di program ini adalah tentang menyalakan harapan. Ia ingin menunjukkan kepada siswa-siswinya bahwa asal-usul dari kota kecil bukanlah penghalang untuk meraih prestasi besar. Dengan tekad dan semangat belajar yang konsisten, pintu-pintu kesempatan akan selalu terbuka.


Inspirasi untuk Generasi Muda

Perpaduan peran Roni sebagai guru, kepala sekolah, dan MC menjadikannya sosok yang inspiratif bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa profesi pendidik bukanlah batasan, melainkan ruang luas untuk terus berkarya. Dengan semangat inovasi, ia mampu membuktikan bahwa seorang guru bisa tetap kreatif tanpa meninggalkan pengabdian pada dunia pendidikan.

“Prestasi bukan tujuan akhir, melainkan langkah-langkah kecil menuju perubahan besar. Selama kita tulus mengabdi, hasil akan mengikuti,” tegasnya suatu ketika. Kalimat itu bukan sekadar kata-kata, melainkan prinsip hidup yang ia jalani dalam setiap peran yang ia emban.

Di mata murid-muridnya, Roni hadir sebagai guru yang hangat, penuh perhatian, dan selalu memberi motivasi. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai kehidupan yang membuat anak didiknya berani bermimpi lebih besar. Sosoknya memberi keyakinan bahwa pendidikan sejati adalah tentang membentuk karakter.

Sementara bagi para kolega, Roni dikenal sebagai pemimpin visioner. Sebagai kepala sekolah, ia mendorong budaya kolaborasi, keterbukaan, dan inovasi. Ia percaya bahwa keberhasilan pendidikan bukanlah hasil kerja individu, melainkan sinergi banyak pihak yang bergerak bersama demi tujuan mulia.

Di sisi lain, masyarakat mengenalnya sebagai MC kondang yang mampu menghadirkan suasana hidup dalam setiap acara. Ia tidak hanya berbicara di depan publik, tetapi juga menyalurkan energi positif yang menggerakkan. Kemampuannya menyeimbangkan formalitas dan kehangatan membuatnya selalu dinanti kehadirannya.

Kehadirannya dalam berbagai ruang—kelas, kantor, maupun panggung—menunjukkan betapa luasnya potensi seorang pendidik. Ia berhasil menjadikan setiap peran sebagai jalan untuk memberi manfaat, menginspirasi, dan membangun semangat kebersamaan di lingkungannya.

Akhirnya, perjalanan Roni menjadi bukti nyata bahwa dedikasi, kreativitas, dan ketulusan dapat melahirkan sosok yang berpengaruh. Baik sebagai guru, kepala sekolah, maupun MC, ia tetaplah pribadi yang sama: seorang pengabdi yang ingin menebarkan ilmu, keceriaan, dan harapan bagi generasi penerus bangsa.


Menyulam Cita, Menebar Cahaya

Kini, Roni terus melangkah dengan keyakinan penuh untuk membawa perubahan nyata di dunia pendidikan. Ia berkomitmen menjadikan sekolah yang ia pimpin bukan hanya sebagai tempat belajar, melainkan rumah besar bagi lahirnya generasi emas Prabumulih. Baginya, sekolah harus menjadi ruang yang menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas, dan karakter mulia bagi setiap anak.

Visi besarnya sederhana namun kuat: mencetak anak-anak yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia, serta mampu bersaing di era global. Dalam setiap program dan kebijakan, ia selalu menekankan keseimbangan antara penguasaan ilmu pengetahuan, penguatan karakter, dan pengembangan keterampilan abad ke-21. Dengan cara itu, ia ingin murid-muridnya tumbuh sebagai pribadi yang siap menghadapi masa depan.

“Saya percaya setiap anak punya cahaya. Tugas kita sebagai guru dan orang tua adalah memastikan cahaya itu tidak pernah padam,” katanya penuh keyakinan. Ucapan ini mencerminkan pandangan hidupnya yang humanis dan penuh optimisme, sekaligus menjadi kompas moral dalam setiap langkah kepemimpinannya.

Dedikasi Roni di dunia pendidikan tidak membuatnya melupakan panggilan jiwa lain yang juga ia cintai: dunia panggung. Dengan gaya khasnya yang lugas dan penuh energi, ia terus menjaga eksistensinya sebagai MC kondang di Prabumulih. Bagi Roni, panggung dan pendidikan saling melengkapi—sama-sama ruang untuk berbicara dari hati dan menggerakkan orang lain.

Setiap kali tampil memandu acara, ia selalu berhasil menciptakan suasana yang hidup dan berkesan. Kehadirannya tidak hanya memberi hiburan, tetapi juga membawa pesan-pesan positif yang menyentuh banyak orang. Dari ruang kelas hingga panggung perayaan, Roni membuktikan bahwa seorang pendidik bisa memberi warna dalam berbagai ranah kehidupan.

Kiprahnya yang seimbang di dua dunia ini membuat masyarakat melihatnya sebagai sosok multi-talenta. Ia adalah guru visioner yang menginspirasi murid, kepala sekolah progresif yang memimpin dengan visi, sekaligus MC berkarisma yang mampu menghidupkan suasana. Ketiga peran itu dijalani dengan sepenuh hati tanpa kehilangan esensi pengabdian.

Dengan perjalanan panjangnya, tak berlebihan jika Roni Andriansyah, S.Pd., M.Si. disebut sebagai guru visioner, kepala sekolah inspiratif, sekaligus MC kondang kebanggaan Prabumulih. Sosoknya adalah bukti nyata bahwa dengan dedikasi, kreativitas, dan ketulusan, seseorang dapat menjadi cahaya yang menerangi banyak kehidupan sekaligus teladan bagi generasi mendatang.(*)

Selasa, 16 September 2025

TBM Ikuti Roadshow Webinar Assemblr EDU Bengkulu



TBM Akhyar Center - Taman Bacaan Masyarakat (TBM) turut serta dalam kegiatan Roadshow Webinar Assemblr EDU yang digelar di Provinsi Bengkulu pada Selasa, 16 September 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Pembuatan Poster Interaktif dengan Assemblr EDU” dan berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya Wibowo Mukti, S.Kom., M.Si. selaku Kepala BLPT Kemendikdasmen, Rainer Atu, S.E., M.M. sebagai Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, serta Dr. Nasyith Forefy, S.T., M.M. yang menjabat Kepala Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Bengkulu.

Selain itu, hadir pula Purwanto, S.Pd. SD, seorang Assemblr Certified Educator (ACE) Level 18 – Trailblazer, serta Novia Ayu Lestari, M.Pd., Gr., Duta Teknologi Provinsi Bengkulu Tahun 2023. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam mengenai pemanfaatan teknologi digital, khususnya dalam pengembangan media pembelajaran yang interaktif dan kreatif.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini berkesempatan memperoleh sertifikat 32 JP, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Antusiasme peserta cukup tinggi, terlihat dari semangat para guru, tenaga kependidikan, dan pegiat literasi yang mendaftar melalui tautan resmi panitia.

Dengan adanya webinar ini, diharapkan para pendidik maupun penggiat literasi semakin terampil dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran. Kehadiran TBM dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen nyata dalam mengembangkan inovasi literasi berbasis digital guna menjawab tantangan pendidikan di era modern.

© Copyright 2019-2025 Akhyar Center Indonesia | All Right Reserved