Senin, 27 Oktober 2025

NGOPIKO: Ngobrol Literasi Kito

NGOPIKO: Ngobrol Literasi Kito

 


Ngumpul, Ngobrol, Nambah Ilmu!

Di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, budaya literasi sering kali mulai terpinggirkan. Banyak orang menganggap membaca dan menulis hanyalah tugas sekolah, bukan kebutuhan hidup. Karena itulah, NGOPIKO: Ngobrol Literasi Kito hadir sebagai gerakan yang berupaya menghidupkan kembali semangat literasi dengan cara yang sederhana, hangat, dan dekat dengan keseharian masyarakat.

Konsep “Ngopiko” berangkat dari tradisi lokal yang penuh keakraban: duduk bersama, berbagi cerita, dan bertukar pikiran. Dalam suasana seperti itulah, ide-ide besar sering lahir tanpa tekanan. Literasi di sini tidak dibatasi pada membaca buku, tetapi juga mendengar, berdialog, berpikir kritis, dan menulis pengalaman. Kata “Kito”, yang bermakna kita dalam bahasa Palembang, menegaskan bahwa gerakan literasi ini bukan milik individu, melainkan milik bersama.

Melalui NGOPIKO, kegiatan literasi dikemas dengan cara menyenangkan: ada Ngobrol Buku, Tulis Dolo, Cerito Kito, dan Pojok Baca Santai. Setiap kegiatan dirancang agar siapa pun bisa terlibat — siswa, guru, orang tua, maupun masyarakat umum. Tidak ada hierarki atau sekat formal; semua duduk sejajar, saling berbagi cerita dan pengetahuan. Dari suasana santai itulah tumbuh kesadaran bahwa literasi bukan beban, melainkan kebutuhan.

Lebih dari sekadar membaca dan menulis, NGOPIKO ingin menanamkan nilai berpikir kritis, rasa ingin tahu, dan kepedulian sosial. Setiap obrolan menjadi ruang untuk bertumbuh, memperluas wawasan, dan memperkaya cara pandang terhadap dunia. Gerakan ini juga menjadi jembatan antara tradisi lokal dan tantangan global — menjaga akar budaya sambil menumbuhkan semangat belajar yang relevan dengan zaman.

Dengan tagline “Ngumpul, Ngobrol, Nambah Ilmu!”, NGOPIKO ingin menegaskan bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja: di kelas, di warung kopi, di serambi rumah, atau di ruang maya. Selama masih ada kemauan untuk berbagi cerita dan mendengar dengan hati, di situlah literasi hidup. Karena sejatinya, literasi itu kito punyo — dan ngobrolin literasi adalah caro kito merawat akal dan jiwa.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019-2025 Akhyar Center Indonesia | All Right Reserved