Sabtu, 04 Oktober 2025

Integrasi Deep Learning dan 3D Assemblr dalam Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam



TBM Akhyar Center - Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sering menghadapi tantangan unik, terutama dalam menyajikan konsep-konsep abstrak, ritual ibadah, atau situs-situs bersejarah secara menarik dan mudah dipahami oleh generasi digital. Metode konvensional berbasis teks dan ceramah seringkali gagal menumbuhkan rasa ingin tahu dan pengalaman mendalam yang dibutuhkan. Oleh karena itu, integrasi teknologi mutakhir, khususnya Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) dan platform konten augmented reality (AR) seperti 3D Assemblr, menjadi solusi transformatif. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem pembelajaran PAI yang tidak hanya imersif secara visual tetapi juga sangat dipersonalisasi sesuai kebutuhan setiap siswa.

3D Assemblr berperan sebagai katalis visual dan interaktif dalam proses ini. Melalui kemampuannya untuk membangun model 3D dan mengaktifkan pengalaman AR, Assemblr memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan objek PAI yang sebelumnya hanya berupa deskripsi. Siswa dapat menjelajahi replika arsitektur Masjidil Haram, mempraktikkan gerakan salat dengan panduan visual 3D langkah demi langkah, atau menelusuri peta perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam lingkungan mixed reality. Pendekatan ini mengatasi kesulitan pemahaman spasial dan kinestetik, secara fundamental mengubah materi PAI yang pasif menjadi simulasi nyata yang meningkatkan retensi dan pemahaman kontekstual.

Sementara 3D Assemblr menyediakan lingkungan yang kaya, Deep Learning berfungsi sebagai mesin personalisasi yang cerdas. Algoritma DL dapat menganalisis data interaksi siswa dalam lingkungan 3D tersebut—seperti durasi pandang pada model tertentu, tingkat keberhasilan dalam simulasi gerakan salat, atau pola navigasi antar-bab. Berdasarkan analisis ini, DL mengidentifikasi secara tepat gaya belajar dominan, kelemahan konseptual spesifik, dan tingkat kesulitan yang optimal bagi setiap siswa. Ini memungkinkan sistem untuk secara adaptif menyesuaikan alur kurikulum, merekomendasikan objek 3D, atau bahkan memodifikasi tampilan visual Assemblr untuk memaksimalkan efektivitas belajar.

Sinergi antara kedua teknologi ini menciptakan lingkaran umpan balik yang adaptif dan berkelanjutan. 3D Assemblr menghasilkan data interaktif yang sangat kaya (seperti data posisi, orientasi, dan interaksi objek), yang kemudian diproses oleh Deep Learning. Misalnya, jika DL mendeteksi bahwa sekelompok siswa menunjukkan kebingungan saat pertama kali melihat model 3D Ka’bah, sistem dapat secara otomatis menyuntikkan (inject) anotasi audio-visual tambahan atau panduan naratif yang lebih mendetail ke dalam model tersebut secara real-time. Hasilnya adalah pengalaman belajar PAI yang selalu berubah dan berkembang, menjamin setiap menit interaksi siswa termanfaatkan secara optimal.

Pada akhirnya, integrasi Deep Learning dan 3D Assemblr menandai langkah revolusioner menuju Pendidikan Agama Islam abad ke-21. Metode ini tidak hanya meningkatkan daya tarik dan relevansi PAI bagi generasi muda yang mahir teknologi, tetapi juga menjanjikan peningkatan kualitas pendidikan yang terukur melalui personalisasi berbasis data. Tantangan selanjutnya adalah melatih guru agar mahir dalam mendesain skenario pembelajaran yang memanfaatkan potensi penuh AR dan AI, serta memastikan ketersediaan infrastruktur digital yang merata untuk mewujudkan visi pembelajaran PAI yang imersif dan adaptif di seluruh lembaga pendidikan.(*)

Senin, 22 September 2025

Pembelajaran Fiqih Jenazah Berbasis AR: Assemblr sebagai Media Edukatif



TBM Akhyar Center - Fiqih jenazah merupakan salah satu materi penting dalam Pendidikan Agama Islam, mencakup tata cara mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengafani, menyalatkan, hingga menguburkan. Namun, praktik langsung sering kali sulit dilakukan di sekolah karena keterbatasan sarana. Kehadiran teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr menjadi solusi inovatif. Dengan visualisasi 3D, siswa dapat mempelajari tahap-tahap fiqih jenazah secara detail, interaktif, dan tetap menjaga adab serta kesakralan materi.

Assemblr memungkinkan guru menampilkan simulasi digital terkait peralatan dan prosedur pengurusan jenazah. Misalnya, cara melipat kain kafan, tata posisi jenazah, hingga susunan shaf dalam salat jenazah dapat divisualisasikan secara jelas. Siswa tidak hanya membaca teori, tetapi juga melihat praktik virtual seolah terjadi di hadapan mereka. Hal ini membantu pemahaman lebih konkret sekaligus menumbuhkan rasa hormat dalam mempelajari amalan yang penuh makna spiritual ini.

Pembelajaran berbasis AR juga memudahkan siswa mengingat tahapan fiqih jenazah secara runtut. Guru dapat merancang skenario interaktif, seperti latihan mengurutkan langkah-langkah mengafani atau memimpin doa dalam salat jenazah. Dengan cara ini, siswa dilatih untuk berpikir sistematis sekaligus aplikatif. Simulasi digital tersebut menutup celah keterbatasan praktik nyata, sehingga pemahaman siswa tetap mendalam meski tanpa praktik langsung di ruang kelas.

Selain aspek pengetahuan, Assemblr turut membangun kesadaran nilai kemanusiaan. Siswa diajak memahami bahwa mengurus jenazah bukan hanya kewajiban syariat, tetapi juga bentuk penghormatan terakhir kepada sesama muslim. Melalui simulasi interaktif, siswa dapat merenungkan makna empati, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Integrasi nilai-nilai tersebut menjadikan pembelajaran fiqih jenazah lebih menyentuh hati, bukan sekadar keterampilan teknis.

Integrasi Assemblr dalam fiqih jenazah menunjukkan bahwa teknologi dapat mendukung penyampaian materi agama secara efektif dan relevan. Visualisasi AR membuat siswa lebih tertarik, memahami materi secara komprehensif, dan menumbuhkan sikap religius yang benar. Dengan pendekatan ini, pembelajaran PAI menjadi lebih hidup, edukatif, dan sesuai dengan kebutuhan generasi digital, tanpa mengurangi kesucian serta adab dalam mengkaji ilmu agama.

Mengenal Rukun dan Tahapan Ibadah Haji secara Virtual melalui Assemblr



TBM Akhyar Center - Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang memiliki tata cara dan tahapan kompleks. Banyak siswa hanya mengenalnya lewat buku atau gambar statis, sehingga sulit membayangkan suasana nyata di Tanah Suci. Kehadiran teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr menjadi solusi inovatif. Dengan visualisasi virtual, siswa dapat melihat secara interaktif rukun haji, mulai dari thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, hingga tahallul, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami dan diingat.

Assemblr memungkinkan guru menghadirkan simulasi 3D tentang suasana Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Siswa dapat mengeksplorasi Ka’bah, melihat jalur sa’i antara Shafa dan Marwah, atau menyaksikan proses melempar jumrah secara virtual. Dengan cara ini, mereka seakan ikut merasakan perjalanan haji tanpa harus berada langsung di Mekah. Pengalaman visual ini menjadikan pembelajaran PAI lebih hidup, nyata, dan mendekatkan siswa dengan makna spiritual ibadah.

Selain memperkaya pengetahuan, simulasi haji melalui AR juga memudahkan siswa memahami tahapan ibadah secara runtut. Guru dapat menampilkan alur perjalanan mulai dari ihram, niat, hingga penyelesaian rangkaian haji. Visualisasi interaktif membantu siswa mengingat urutan dengan lebih baik dibandingkan metode konvensional. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang kelak berkesempatan menunaikan haji, karena sudah memiliki gambaran awal yang jelas.

Assemblr juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif. Mereka dapat mengakses simulasi haji dari perangkat pribadi, berdiskusi dengan teman, bahkan membuat presentasi tentang pengalaman virtual tersebut. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat pemahaman, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi, kerja sama, dan berpikir kritis. Dengan demikian, pembelajaran ibadah haji menjadi sarana integratif antara ilmu, teknologi, dan karakter.

Integrasi ibadah haji dengan teknologi AR membuktikan bahwa agama dan inovasi bisa berjalan beriringan. Assemblr menjadikan rukun dan tahapan haji lebih mudah dipelajari, dipahami, dan dihayati generasi digital. Siswa tidak lagi terbatas pada teori, melainkan memperoleh pengalaman imersif yang menginspirasi. Dengan pendekatan modern ini, pendidikan agama menjadi relevan, menarik, sekaligus menumbuhkan kesadaran spiritual yang mendalam pada diri peserta didik.

Panduan Shalat 3D dengan Assemblr: Alat Peraga Modern untuk Siswa



TBM Akhyar Center - Shalat sebagai tiang agama memerlukan pemahaman yang benar, baik dari segi gerakan maupun bacaan. Namun, tidak semua siswa mudah memahami tata cara shalat hanya melalui teks atau ceramah. Kehadiran teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr menjadi solusi modern. Dengan panduan shalat 3D, siswa dapat melihat secara detail setiap gerakan shalat dari takbiratul ihram hingga salam, sehingga pembelajaran menjadi lebih jelas, praktis, dan mudah diikuti.

Assemblr memungkinkan guru menghadirkan alat peraga digital yang interaktif. Siswa dapat mengamati gerakan shalat dari berbagai sudut pandang, memperbesar detail posisi tubuh, dan memahami keterkaitan antara gerakan dengan bacaan. Dengan demikian, mereka tidak hanya menirukan secara mekanis, tetapi juga memahami makna di balik gerakan. Visualisasi tiga dimensi ini memberi pengalaman belajar yang lebih mendalam dibandingkan dengan metode konvensional.

Panduan shalat berbasis AR juga bermanfaat dalam mengatasi perbedaan gaya belajar siswa. Bagi mereka yang visual dan kinestetik, simulasi 3D sangat membantu mempercepat pemahaman. Guru dapat menggunakan Assemblr untuk membuat skenario pembelajaran kolaboratif, seperti latihan bersama dengan panduan digital. Hal ini menumbuhkan semangat belajar aktif, meningkatkan keterlibatan siswa, serta memastikan bahwa tata cara shalat dipelajari dengan benar dan menyenangkan.

Lebih dari sekadar teknis gerakan, panduan shalat 3D melalui Assemblr dapat menanamkan nilai spiritual. Siswa diajak untuk merenungi makna bacaan dan gerakan dengan visualisasi yang menghubungkan akal dan hati. Misalnya, ketika sujud, mereka melihat penekanan pada makna kerendahan di hadapan Allah. Dengan demikian, teknologi bukan hanya media belajar, melainkan sarana memperdalam kekhusyukan dan pemahaman spiritual.

Integrasi Assemblr dalam pembelajaran shalat menunjukkan bahwa teknologi dapat bersinergi dengan nilai-nilai agama. Panduan 3D membuat shalat lebih mudah dipahami generasi digital, tanpa mengurangi kesakralannya. Justru, inovasi ini membantu siswa belajar dengan cara yang relevan, praktis, dan inspiratif. Assemblr hadir sebagai alat peraga modern yang memadukan tradisi ibadah dengan kecanggihan teknologi, sehingga siswa semakin mencintai dan menghayati shalat sebagai kewajiban utama dalam Islam.

Visualisasi Interaktif Zakat melalui Assemblr: Dari Konsep hingga Praktik



TBM Akhyar Center - Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki dimensi spiritual dan sosial. Namun, pemahaman tentang zakat sering kali terbatas pada teori tanpa visualisasi yang memadai. Teknologi Augmented Reality (AR) melalui Assemblr dapat membantu menjembatani kesenjangan ini. Dengan visual interaktif, siswa dapat melihat simulasi perhitungan zakat, jenis-jenis harta yang wajib dizakati, serta distribusinya. Cara ini menjadikan zakat lebih mudah dipahami dan terasa dekat dengan kehidupan nyata.

Assemblr memungkinkan guru menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan. Misalnya, siswa dapat melihat model tiga dimensi hewan ternak atau hasil pertanian yang menjadi objek zakat. Mereka bisa mempelajari ketentuan nisab, haul, dan kadar zakat melalui tampilan grafis yang jelas. Dengan demikian, konsep abstrak zakat berubah menjadi sesuatu yang konkret dan dapat diobservasi langsung, meningkatkan pemahaman sekaligus minat belajar siswa terhadap materi PAI.

Visualisasi zakat melalui AR juga membantu siswa memahami dampak sosial ibadah ini. Assemblr dapat menampilkan alur distribusi zakat kepada mustahik, seperti fakir miskin, amil, dan kelompok lainnya. Siswa melihat secara langsung bagaimana zakat berfungsi sebagai instrumen pemerataan ekonomi dan solidaritas sosial. Hal ini mendorong mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan menyadari peran zakat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Selain mendukung pemahaman, penggunaan Assemblr dalam pembelajaran zakat melatih keterampilan praktis. Siswa bisa melakukan simulasi perhitungan zakat profesi atau perdagangan dengan skenario interaktif. Guru dapat memberi tantangan berbasis kasus nyata sehingga siswa belajar menerapkan konsep zakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menghafal aturan, tetapi juga terbiasa berlatih berpikir analitis dan aplikatif sesuai konteks zaman modern.

Integrasi zakat dengan teknologi AR memperlihatkan bahwa agama dan inovasi dapat berjalan seiring. Assemblr menghadirkan pengalaman belajar yang relevan bagi generasi digital, membuat zakat tidak lagi dipandang sebagai kewajiban teoritis, melainkan praktik nyata yang membawa manfaat besar. Dengan memadukan konsep, praktik, dan visualisasi interaktif, pembelajaran zakat menjadi lebih hidup, inspiratif, serta mendorong tumbuhnya kesadaran beragama yang mendalam pada diri siswa.

Menghidupkan Sejarah Islam dengan Teknologi AR: Inovasi Assemblr dalam Pembelajaran PAI



TBM Akhyar Center - Menghidupkan sejarah Islam di era digital menjadi tantangan sekaligus peluang. Teknologi Augmented Reality (AR) hadir sebagai solusi kreatif untuk menjembatani generasi muda dengan kisah-kisah masa lalu. Melalui platform Assemblr, peserta didik dapat melihat visualisasi peristiwa sejarah Islam secara interaktif. Mereka tidak hanya membaca teks, tetapi juga menyaksikan peristiwa seolah-olah hadir di depan mata, sehingga pengalaman belajar menjadi lebih nyata, menyenangkan, dan berkesan.

Assemblr membuka ruang baru bagi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Guru dapat menghadirkan simulasi sejarah, seperti Perang Badar, perjalanan hijrah Nabi, hingga perkembangan peradaban Islam. Dengan teknologi AR, materi yang biasanya terasa abstrak kini tampil lebih konkret. Peserta didik dapat mengeksplorasi detail peristiwa melalui peta 3D, ilustrasi, maupun animasi. Hal ini membantu mereka memahami konteks sejarah secara mendalam dan menumbuhkan kecintaan terhadap Islam.

Inovasi pembelajaran berbasis AR tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga memperkuat daya ingat siswa. Visualisasi interaktif memungkinkan siswa menghubungkan informasi teks dengan pengalaman visual. Misalnya, ketika mempelajari sejarah pembangunan Ka’bah, siswa dapat melihat bentuk bangunan secara tiga dimensi. Cara ini membuat pengetahuan lebih mudah diingat dan diinternalisasi. Seiring perkembangan zaman, metode seperti ini akan semakin relevan untuk mendukung gaya belajar generasi digital.

Penggunaan Assemblr juga memberi peluang kolaborasi antara guru dan siswa. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, melainkan fasilitator yang mengarahkan eksplorasi. Siswa dapat mengakses aplikasi, berdiskusi, dan mengajukan pertanyaan kritis. Aktivitas ini mendorong keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan kolaboratif. Dengan demikian, pembelajaran PAI tidak hanya menyampaikan fakta sejarah, tetapi juga melatih karakter siswa agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Integrasi teknologi AR melalui Assemblr menegaskan bahwa pembelajaran agama bisa mengikuti arus inovasi. Sejarah Islam bukan sekadar materi hafalan, melainkan kisah inspiratif yang dapat dihidupkan kembali. Dengan dukungan visual interaktif, nilai-nilai Islam lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Assemblr menjadi jembatan antara tradisi dan teknologi, membantu generasi muda mencintai agamanya dengan cara yang relevan, kontekstual, dan sesuai dengan zaman mereka.

Sabtu, 20 September 2025

Assemblr Certified Educator Badge Journey



TBM Akhyar Center - Dalam komunitas ACE, setiap anggota akan mendapatkan pengalaman yang berbeda sesuai dengan level dan badge yang dimiliki. Perjalanan dimulai dari badge Inventor yang mencakup level 1 hingga 3. Pada tahap ini, anggota biasanya memiliki poin berkisar antara 100 hingga 500. Benefit yang didapatkan masih bersifat mendasar, seperti akses ke forum komunitas, kesempatan mengikuti diskusi umum, serta pengakuan awal dengan memperoleh badge Inventor. Tahap ini dirancang sebagai gerbang awal bagi anggota untuk mengenal atmosfer komunitas, berinteraksi dengan sesama peserta, dan membangun dasar pemahaman. Meski benefitnya sederhana, badge Inventor adalah pondasi penting sebelum naik ke level berikutnya, karena di sinilah proses adaptasi, orientasi, serta penanaman semangat kolaborasi dalam komunitas ACE benar-benar dimulai.

Setelah melewati Inventor, anggota yang lebih aktif akan naik ke badge Explorer, yang mencakup level 4 hingga 6 dengan poin sekitar 600 sampai 1.200. Di level ini, benefit semakin berkembang, meliputi semua keistimewaan sebelumnya ditambah akses ke konten eksklusif berupa artikel mendalam, video pembelajaran, serta tips praktis yang jarang tersedia di level dasar. Explorer juga membuka kesempatan bagi anggota untuk mengikuti event online resmi komunitas, sehingga keterlibatan tidak hanya sebatas diskusi forum, tetapi juga pengalaman belajar interaktif. Dengan badge Explorer, anggota mulai merasakan nilai tambah yang nyata karena bisa lebih dekat dengan komunitas inti dan memperoleh wawasan baru dari sumber yang lebih terpercaya. Hal ini menandai langkah penting dalam perjalanan pengembangan diri di komunitas ACE.

Kemudian, anggota dapat berkembang lebih jauh ke level Wizard, yang meliputi level 7 hingga 9 dengan kisaran poin antara 1.300 hingga 2.000. Wizard bukan hanya sekadar badge, tetapi simbol pengakuan bahwa seseorang telah menunjukkan konsistensi, kontribusi, dan pemahaman lebih mendalam dalam komunitas. Benefit yang diperoleh termasuk semua keuntungan sebelumnya, ditambah prioritas dalam sesi tanya jawab dengan mentor atau pakar. Anggota Wizard juga mendapatkan e-sertifikat resmi sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian mereka. Badge ini menjadi tanda bahwa seorang anggota telah bertransformasi menjadi figur yang bisa menjadi inspirasi bagi peserta lain. Wizard adalah fase di mana keterampilan, pengalaman, dan pengaruh mulai diakui secara luas dalam lingkaran komunitas ACE.

Selanjutnya, ada level Enlightener yang mencakup level 10 hingga 12, dengan kisaran poin antara 2.100 sampai 3.000. Anggota Enlightener memperoleh benefit berupa kesempatan menjadi kontributor, baik dalam bentuk artikel, ide, maupun konten kreatif yang ditampilkan oleh komunitas. Selain itu, mereka juga berhak atas diskon khusus untuk mengikuti program pelatihan, serta akses ke grup mentoring terbatas yang eksklusif. Enlightener bukan hanya peserta, tetapi juga berperan sebagai penerang bagi anggota lain. Mereka mulai terlibat dalam berbagi pengetahuan, membangun ide bersama, dan memberi inspirasi. Dengan badge ini, komunitas ACE menunjukkan bahwa perjalanan belajar bukan hanya menerima manfaat, tetapi juga memberikan kembali kontribusi yang bermanfaat bagi banyak orang di dalam lingkarannya.

Naik lebih tinggi lagi, terdapat badge Maven yang berlaku untuk level 13 hingga 15, dengan rentang poin antara 3.100 sampai 4.500. Badge Maven adalah simbol bergengsi karena melambangkan keahlian yang diakui oleh komunitas. Benefit yang diterima meliputi semua fasilitas sebelumnya, ditambah kesempatan tampil sebagai pembicara komunitas, baik dalam event online maupun offline. Selain itu, anggota Maven juga berhak memperoleh merchandise eksklusif yang hanya diberikan kepada mereka yang mencapai tingkatan ini. Badge Maven menempatkan anggotanya pada posisi yang lebih dihormati, karena mereka dianggap memiliki kapasitas untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Dengan begitu, komunitas ACE semakin hidup dengan kontribusi nyata dari para Maven yang menjadi teladan dalam keterlibatan aktif dan produktif.

Puncak perjalanan anggota komunitas adalah badge Trailblazer, yang mencakup level 16 hingga 18 dengan akumulasi poin di atas 4.600. Badge ini adalah simbol tertinggi yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang konsisten, berdedikasi, serta berpengaruh besar dalam komunitas. Benefit yang didapatkan sangat eksklusif, seperti akses VIP ke semua event, baik online maupun offline, serta kesempatan untuk membangun networking langsung dengan para leader dan pakar. Anggota Trailblazer juga memperoleh penghargaan khusus dari komunitas sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi luar biasa. Dengan posisi ini, Trailblazer bukan hanya anggota, tetapi juga pilar komunitas yang menjaga semangat kolaborasi, inovasi, dan pengembangan diri. Badge ini menjadi tujuan tertinggi yang diidamkan oleh banyak peserta komunitas ACE.

Dengan adanya sistem level, badge, dan benefit yang berjenjang, komunitas ACE berhasil menciptakan ekosistem belajar yang dinamis dan berkelanjutan. Setiap badge memberikan motivasi tersendiri, sekaligus tantangan bagi anggota untuk lebih aktif, berkontribusi, dan mengembangkan potensi. Dari Inventor yang sederhana hingga Trailblazer yang prestisius, semuanya memiliki peran penting dalam memperkuat jaringan, menumbuhkan semangat berbagi, dan membangun rasa kebersamaan. Skema ini bukan sekadar penghargaan simbolis, melainkan strategi untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan keterlibatan. Dengan begitu, komunitas ACE tidak hanya menjadi wadah berkumpul, tetapi juga ruang inspiratif yang mampu menumbuhkan pemimpin, inovator, dan pembelajar sejati yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Jumat, 19 September 2025

Menghidupkan Dakwah dengan Teknologi 3D di Assemblr



TBM Akhyar Center - Dakwah merupakan sarana utama dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia. Namun, metode dakwah tradisional yang hanya mengandalkan ceramah atau tulisan terkadang terasa kurang menarik bagi generasi muda. Di era digital ini, teknologi hadir untuk memperkaya cara berdakwah. Salah satu inovasi yang menonjol adalah penggunaan aplikasi Assemblr, yang memungkinkan dakwah disampaikan melalui visualisasi 3D sehingga lebih interaktif, mudah dipahami, dan relevan dengan kehidupan modern.

Assemblr memberi kesempatan para dai dan pendidik Islam untuk menghadirkan pesan dakwah dengan visual yang hidup. Misalnya, penjelasan tentang pentingnya shalat dapat diperkuat dengan simulasi gerakan shalat 3D yang jelas. Jamaah tidak hanya mendengar nasihat, tetapi juga menyaksikan contoh nyata yang bisa mereka ikuti. Dakwah pun menjadi lebih efektif karena pesan disampaikan secara audio-visual, sesuai dengan kebiasaan generasi digital yang terbiasa dengan konten visual.

Selain itu, dakwah melalui Assemblr dapat memperkuat pemahaman tentang kisah-kisah Islami. Misalnya, kisah Nabi Ibrahim dapat ditampilkan dalam bentuk animasi 3D yang menggambarkan perjuangannya. Dengan visualisasi tersebut, jamaah akan lebih mudah meresapi nilai kesabaran dan keikhlasan. Pengalaman interaktif ini menambah kedalaman dakwah, karena jamaah tidak hanya menerima pesan secara verbal, tetapi juga merasakan suasana yang tergambar secara digital dan nyata.

Assemblr juga dapat menjadi media dakwah yang menghubungkan nilai-nilai Islam dengan isu kekinian. Contohnya, materi tentang menjaga lingkungan bisa divisualisasikan dengan gambaran bumi yang sehat dan bumi yang rusak akibat ulah manusia. Dengan pendekatan 3D, pesan dakwah lebih menyentuh, karena jamaah dapat melihat langsung dampak perbuatan manusia terhadap ciptaan Allah. Hal ini menjadikan dakwah lebih kontekstual, aplikatif, dan relevan dengan tantangan kehidupan sehari-hari.

Keunggulan lain Assemblr adalah fleksibilitasnya dalam menjangkau berbagai kalangan. Materi dakwah bisa dibagikan secara digital melalui ponsel, sehingga dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Generasi muda yang gemar menggunakan gadget dapat belajar Islam dengan cara yang menyenangkan. Sementara itu, para guru atau ustadz dapat memanfaatkan Assemblr untuk memperkaya kajian di kelas maupun di masjid. Dengan begitu, dakwah menjadi lebih luas dan tidak terbatas ruang maupun waktu.

Interaktivitas dalam Assemblr juga membuka ruang kolaborasi. Jamaah atau pelajar dapat bersama-sama mengeksplorasi materi dakwah yang disajikan. Mereka bisa bertanya, berdiskusi, bahkan membuat projek dakwah kreatif berbasis 3D. Hal ini menjadikan dakwah tidak lagi satu arah, melainkan interaktif dan partisipatif. Dengan cara ini, umat Islam tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi ikut aktif membangun pemahaman dan kecintaan terhadap ajaran Islam yang disampaikan secara kreatif.

Menghidupkan dakwah dengan teknologi 3D di Assemblr adalah langkah nyata menjawab kebutuhan zaman. Visualisasi interaktif membuat pesan agama lebih mudah diterima, terutama oleh generasi digital yang terbiasa dengan media visual. Dakwah tetap menjaga substansi ajaran Islam, tetapi cara penyampaiannya disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Dengan inovasi ini, nilai-nilai Islam dapat terus tersebar luas, menyentuh hati, dan menginspirasi umat untuk mengamalkan ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.(*)

Kreativitas Islami dengan Augmented Reality Assemblr



TBM Akhyar Center - Belajar agama sering dianggap monoton jika hanya berfokus pada teks atau ceramah. Padahal, Islam mendorong umatnya untuk terus berinovasi dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Teknologi Augmented Reality (AR) hadir sebagai sarana baru yang membuat pembelajaran lebih interaktif. Dengan menggabungkan dunia nyata dan elemen digital, AR mampu menghadirkan pengalaman belajar agama yang seru, mudah dipahami, sekaligus menumbuhkan kreativitas Islami pada generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.

Augmented Reality membantu menjembatani teori dan praktik. Misalnya, tata cara wudhu dapat divisualisasikan dengan objek 3D yang muncul melalui kamera ponsel. Anak-anak bisa langsung mengikuti urutan gerakan sambil melihat simulasi nyata di layar mereka. Hal ini membuat proses belajar tidak hanya mengandalkan hafalan, melainkan juga pengalaman visual yang mendalam. Dengan demikian, pengetahuan agama lebih mudah dipraktikkan dan diingat dalam kehidupan sehari-hari.

Selain ibadah, AR juga efektif untuk memperkenalkan sejarah Islam. Kisah-kisah Nabi dapat divisualisasikan dalam bentuk miniatur 3D, lengkap dengan narasi yang menyentuh. Pelajar tidak hanya mendengar cerita, tetapi juga seakan menyaksikan langsung peristiwa bersejarah. Teknologi ini memberi nuansa baru dalam memahami keteladanan para Nabi. Nilai moral yang terkandung dalam cerita lebih membekas, karena tersampaikan melalui gabungan audio, visual, dan interaksi digital yang menyenangkan.

AR juga bisa diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an. Huruf-huruf hijaiyah dapat ditampilkan dalam bentuk 3D yang interaktif, sehingga anak-anak lebih mudah mengenal bentuk dan pelafalan. Bahkan, guru dapat menambahkan animasi untuk setiap huruf, menjadikannya pengalaman belajar yang lebih seru. Dengan cara ini, belajar membaca Al-Qur’an tidak lagi terasa sulit, melainkan sebuah petualangan interaktif yang menumbuhkan kecintaan anak terhadap Kalamullah sejak usia dini.

Dalam konteks pendidikan modern, kreativitas menjadi kunci penting. AR membantu siswa mengasah daya pikir kreatif mereka saat belajar agama. Misalnya, mereka dapat membuat projek visual tentang konsep zakat atau puasa menggunakan aplikasi AR. Dengan terlibat langsung dalam proses kreatif, mereka tidak hanya memahami materi, tetapi juga melatih keterampilan abad ke-21 yang bermanfaat untuk masa depan. Belajar agama pun menjadi lebih kontekstual dan relevan.

Teknologi AR juga memberi peluang bagi guru untuk menyampaikan materi dengan cara yang inovatif. Mereka bisa merancang media pembelajaran Islami yang lebih menarik, sesuai kebutuhan murid. Tidak hanya untuk kelas formal, AR juga dapat digunakan dalam kajian keluarga di rumah atau kegiatan keagamaan di musholla. Fleksibilitas ini membuat pembelajaran agama lebih mudah diakses, menyenangkan, dan mampu menyentuh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Membangun kreativitas Islami dengan AR adalah langkah strategis menghadirkan agama dalam format modern. Teknologi ini bukan sekadar alat hiburan, tetapi sarana dakwah yang efektif. Dengan pendekatan visual interaktif, nilai-nilai Islam dapat tersampaikan lebih jelas, emosional, dan relevan dengan generasi digital. Islam tetap menjadi pedoman hidup, sementara AR menjadi jembatan kreatif yang membuat proses belajar agama lebih hidup, menyenangkan, dan mudah dihayati dalam keseharian umat Muslim.(*)

Dari Musholla ke Digital: Pendidikan Islam 3D Assemblr



TBM Akhyar Center -  Pendidikan Islam sejak dahulu tumbuh dari musholla dan masjid sebagai pusat pembelajaran iman, akhlak, dan ibadah. Namun, di era digital, metode penyampaian ilmu tidak lagi terbatas pada tatap muka. Anak-anak generasi kini lebih dekat dengan gawai, aplikasi, dan visual interaktif. Maka, menghadirkan pendidikan Islam dengan pendekatan teknologi 3D melalui platform Assemblr menjadi solusi kreatif yang relevan untuk menjembatani nilai tradisi dengan perkembangan zaman modern.

Assemblr memungkinkan guru, ustadz, atau pendidik menghadirkan konsep-konsep dasar Islam ke dalam bentuk visual 3D yang menarik. Misalnya, tata cara wudhu bisa divisualisasikan dengan gerakan yang jelas dari berbagai sudut. Siswa dapat memperbesar atau memutar tampilan, sehingga lebih mudah memahami setiap detail. Dengan cara ini, materi yang biasanya abstrak bisa dipelajari dengan nyata, sekaligus memperkuat pemahaman melalui pengalaman belajar visual.

Tidak hanya ibadah, nilai-nilai akhlak mulia juga dapat diajarkan secara interaktif. Contohnya, kisah-kisah Nabi dapat divisualisasikan menjadi model 3D yang menggambarkan peristiwa penting. Anak-anak yang terbiasa dengan dunia digital akan lebih tertarik menyimak, karena mereka seakan ikut terlibat dalam kisah. Pengalaman ini membuat pesan moral lebih membekas, sehingga pembelajaran akhlak tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga pengalaman emosional yang berkesan.

Kelebihan lain dari media 3D Assemblr adalah kemampuannya menghadirkan pengalaman pembelajaran kolaboratif. Siswa bisa belajar bersama-sama melalui satu projek 3D yang ditampilkan di kelas, bahkan menggunakan perangkat pribadi. Diskusi dan interaksi bisa lebih hidup, karena mereka saling menambahkan pandangan berdasarkan visual yang sama. Pembelajaran agama pun tidak lagi terasa membosankan, melainkan dinamis, interaktif, dan menyesuaikan kebutuhan generasi yang tumbuh di era digital.

Selain itu, Assemblr mempermudah pendidik mengaitkan ajaran Islam dengan realitas sehari-hari. Misalnya, ketika menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan, guru bisa menghadirkan visualisasi 3D bumi yang rusak dan bumi yang sehat. Anak-anak akan lebih mudah memahami dampak perilaku terhadap ciptaan Allah. Integrasi antara nilai-nilai agama dan sains juga dapat dilakukan, sehingga pendidikan Islam menjadi lebih komprehensif dan sesuai dengan tantangan zaman.

Transformasi pendidikan Islam dari musholla ke dunia digital bukan berarti meninggalkan tradisi. Musholla tetap menjadi tempat utama membangun spiritualitas, sementara teknologi menjadi pelengkap untuk memperkaya pengalaman belajar. Dengan Assemblr, nilai-nilai Islam tetap dijaga, namun penyampaiannya mengikuti pola pikir generasi milenial dan Z yang lebih dekat dengan visual serta teknologi. Perpaduan ini menghasilkan metode pembelajaran yang relevan sekaligus tetap berpijak pada akar keislaman.

Inovasi pendidikan Islam melalui media 3D Assemblr merupakan jawaban atas kebutuhan zaman. Dengan menghadirkan ibadah, akhlak, dan kisah Islami dalam format visual interaktif, anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga menghayati secara mendalam. Transformasi ini menghubungkan generasi baru dengan ajaran Islam secara kreatif, menarik, dan bermakna. Dari musholla hingga dunia digital, nilai-nilai Islam tetap terjaga, namun kini hadir lebih hidup di layar, menggugah hati sekaligus memperkuat iman.(*)

Mengenal Rukun Islam Secara Interaktif Melalui Assemblr 3D



TBM Akhyar Center - Rukun Islam merupakan pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Mulai dari syahadat, shalat, zakat, puasa, hingga haji, setiap rukun memiliki makna mendalam yang membentuk identitas keimanan. Namun, pembelajaran tentang Rukun Islam sering kali disampaikan secara konvensional sehingga terasa kurang menarik bagi sebagian orang, khususnya generasi muda. Kehadiran teknologi 3D melalui aplikasi Assemblr membuka peluang baru untuk memahami Rukun Islam dengan cara yang lebih hidup dan interaktif.

Syahadat sebagai rukun pertama dapat divisualisasikan dalam bentuk animasi 3D, misalnya dengan menampilkan cahaya yang menggambarkan keteguhan hati dalam mengucapkan kalimat tauhid. Hal ini membuat anak-anak maupun pelajar lebih mudah menangkap makna mendasar dari syahadat sebagai pernyataan iman. Interaksi visual tersebut membantu memperkuat pemahaman, karena tidak hanya mendengar atau membaca, tetapi juga melihat gambaran simbolis secara nyata dalam dunia digital.

Rukun kedua, yaitu shalat, dapat dihadirkan dalam bentuk simulasi gerakan 3D. Assemblr memungkinkan pengajar menampilkan setiap gerakan shalat dengan jelas, mulai dari takbiratul ihram hingga salam penutup. Murid bisa memutar sudut pandang, memperbesar tampilan, bahkan mengikuti gerakan secara langsung. Pendekatan ini memberi kesempatan belajar yang lebih efektif, terutama bagi anak-anak yang masih berlatih gerakan shalat secara benar dan sesuai tuntunan Rasulullah.

Zakat sebagai rukun ketiga sering kali membutuhkan pemahaman visual agar maknanya lebih menyentuh. Melalui 3D, kita bisa menampilkan alur distribusi zakat, mulai dari pengumpulan harta hingga penyaluran kepada yang berhak. Dengan cara ini, siswa tidak hanya memahami zakat sebagai kewajiban finansial, tetapi juga melihat dampak sosialnya yang nyata. Assemblr membuat pembelajaran menjadi kontekstual sehingga lebih mudah diingat dan menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama.

Puasa Ramadan dapat divisualisasikan dengan perjalanan waktu 3D yang menampilkan perubahan suasana dari fajar hingga magrib. Penggunaan visualisasi ini membantu anak-anak memahami konsep menahan diri dalam rentang waktu tertentu. Selain itu, dapat ditambahkan elemen edukatif seperti penjelasan manfaat kesehatan dan spiritual dari puasa. Dengan kombinasi narasi dan ilustrasi visual, puasa tidak lagi sekadar teori, tetapi pengalaman belajar yang menyentuh perasaan dan pemikiran peserta didik.

Haji sebagai rukun Islam terakhir memiliki banyak tahapan yang kompleks. Assemblr dapat menghadirkan simulasi perjalanan haji dalam bentuk 3D, mulai dari tawaf, sa’i, hingga wukuf di Arafah. Pelajar dapat merasakan pengalaman seolah berada langsung di tanah suci, meskipun hanya melalui layar. Hal ini membuat mereka lebih mudah memahami tata cara ibadah haji, serta menghayati nilai kesabaran dan pengorbanan yang menjadi inti dari ibadah tersebut.

Pemanfaatan Assemblr dalam pembelajaran Rukun Islam memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna. Visualisasi 3D tidak hanya membantu memahami konsep, tetapi juga menumbuhkan kedekatan emosional dengan ajaran Islam. Inovasi ini sangat relevan untuk generasi digital yang terbiasa dengan interaksi visual. Dengan cara belajar interaktif ini, diharapkan nilai-nilai Rukun Islam semakin tertanam kuat dalam hati dan pikiran, sehingga melahirkan Muslim yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Kisah Nabi Jadi Hidup Lewat Teknologi Assemblr 3D

 


TBM Akhyar Center - Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter, akhlak, dan keimanan peserta didik. Namun, tantangan zaman membuat metode pembelajaran perlu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Salah satunya adalah penggunaan media digital yang interaktif, seperti teknologi 3D. Melalui pendekatan ini, kisah-kisah para nabi yang biasanya hanya dibaca atau diceritakan, kini bisa divisualisasikan lebih hidup dan menarik sehingga lebih mudah dipahami oleh generasi muda.

Assemblr sebagai platform berbasis augmented reality (AR) dan 3D menghadirkan pengalaman belajar baru yang interaktif. Guru dapat membuat visualisasi tokoh, lokasi, maupun peristiwa sejarah Islam secara mendetail. Misalnya, kisah Nabi Nuh dan bahtera besar yang dibuatnya dapat divisualisasikan dalam bentuk model 3D. Dengan begitu, siswa tidak hanya mendengar cerita, tetapi juga seolah-olah melihat gambaran nyata dari peristiwa tersebut, menjadikan pembelajaran lebih berkesan.

Penggunaan teknologi 3D dalam pembelajaran agama Islam melalui Assemblr mampu menjembatani antara tradisi dan modernitas. Kisah-kisah Al-Qur’an yang penuh makna bisa disampaikan dengan cara yang relevan dengan dunia digital anak-anak sekarang. Hal ini juga membantu guru mengatasi kebosanan siswa ketika hanya belajar dengan buku teks. Visualisasi interaktif mendorong rasa ingin tahu dan mempermudah mereka memahami nilai moral yang terkandung dalam setiap kisah nabi.

Selain memperkaya pengalaman belajar, Assemblr juga membuka ruang kolaborasi antara guru dan siswa. Guru dapat menugaskan siswa untuk membuat proyek visualisasi kisah nabi dalam bentuk 3D. Misalnya, menggambarkan Ka’bah pada masa Nabi Ibrahim atau perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Dengan keterlibatan aktif siswa, pembelajaran agama Islam tidak lagi bersifat satu arah, tetapi menjadi proses kreatif yang mendorong partisipasi, pemahaman, sekaligus penghayatan nilai-nilai spiritual.

Kelebihan lain dari Assemblr adalah kemampuannya menanamkan konsep pembelajaran berbasis pengalaman. Ketika siswa dapat berinteraksi dengan objek 3D kisah nabi, mereka merasa seperti bagian dari cerita tersebut. Hal ini membuat pesan moral lebih melekat dalam ingatan. Misalnya, saat melihat simulasi Nabi Musa membelah laut, siswa bisa merasakan kekuatan iman dan keajaiban yang Allah berikan, sehingga nilai keimanan tidak hanya diajarkan, tetapi benar-benar dirasakan.

Implementasi pembelajaran agama Islam dengan Assemblr juga melatih keterampilan abad ke-21. Siswa tidak hanya belajar agama, tetapi juga meningkatkan literasi digital, berpikir kritis, serta kreativitas. Dengan begitu, pendidikan agama Islam tidak lagi dianggap kuno, melainkan sejalan dengan kebutuhan generasi modern. Teknologi 3D memberi ruang bagi siswa untuk memahami Islam dengan cara yang menyenangkan, tanpa mengurangi esensi ajaran yang sarat makna spiritual dan moral.

Pada akhirnya, penggunaan teknologi 3D melalui Assemblr menjadi inovasi yang menjanjikan dalam pendidikan agama Islam. Kisah para nabi dapat dihidupkan kembali dengan visualisasi yang menarik, membuat siswa lebih terhubung dengan sejarah dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Dengan metode ini, generasi muda dapat tumbuh sebagai pribadi beriman yang juga melek teknologi. Inilah langkah nyata mengintegrasikan dakwah, pendidikan, dan inovasi dalam satu wadah yang bermanfaat.(*)

Selasa, 16 September 2025

TBM Ikuti Roadshow Webinar Assemblr EDU Bengkulu



TBM Akhyar Center - Taman Bacaan Masyarakat (TBM) turut serta dalam kegiatan Roadshow Webinar Assemblr EDU yang digelar di Provinsi Bengkulu pada Selasa, 16 September 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Pembuatan Poster Interaktif dengan Assemblr EDU” dan berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya Wibowo Mukti, S.Kom., M.Si. selaku Kepala BLPT Kemendikdasmen, Rainer Atu, S.E., M.M. sebagai Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, serta Dr. Nasyith Forefy, S.T., M.M. yang menjabat Kepala Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Bengkulu.

Selain itu, hadir pula Purwanto, S.Pd. SD, seorang Assemblr Certified Educator (ACE) Level 18 – Trailblazer, serta Novia Ayu Lestari, M.Pd., Gr., Duta Teknologi Provinsi Bengkulu Tahun 2023. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam mengenai pemanfaatan teknologi digital, khususnya dalam pengembangan media pembelajaran yang interaktif dan kreatif.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini berkesempatan memperoleh sertifikat 32 JP, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Antusiasme peserta cukup tinggi, terlihat dari semangat para guru, tenaga kependidikan, dan pegiat literasi yang mendaftar melalui tautan resmi panitia.

Dengan adanya webinar ini, diharapkan para pendidik maupun penggiat literasi semakin terampil dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran. Kehadiran TBM dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen nyata dalam mengembangkan inovasi literasi berbasis digital guna menjawab tantangan pendidikan di era modern.

TBM Akhyar Center Ikuti Webinar Pembelajaran Mendalam Berbasis Game Based Learnin



TBM Akhyar Center -Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Akhyar Center turut berpartisipasi dalam kegiatan webinar bertajuk “Pembelajaran Mendalam Berbasis Game Based Learning” yang disampaikan oleh Gunawan Wibisono. Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi dan inovasi pembelajaran yang digagas oleh Nyalanesia bersama Pemerintah Kota Surakarta, Iota, dan Ekraf. Webinar berlangsung secara daring dan diikuti oleh berbagai kalangan pendidik serta pegiat literasi dari seluruh Indonesia.

Dalam paparannya, Gunawan Wibisono menjelaskan bahwa metode game based learning mampu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan, dan relevan dengan kebutuhan generasi digital saat ini. Melalui pendekatan permainan, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, hingga pemecahan masalah secara lebih mendalam. Konsep ini dinilai sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan berbasis kreativitas dan pengalaman nyata.

TBM Akhyar Center melihat keikutsertaan dalam kegiatan ini sebagai langkah penting untuk memperkaya wawasan dalam mengembangkan program literasi berbasis teknologi. Menurut perwakilan TBM, metode game based learning tidak hanya relevan untuk pembelajaran di sekolah, tetapi juga dapat diterapkan dalam kegiatan literasi di masyarakat, terutama untuk menarik minat generasi muda agar lebih gemar membaca dan belajar.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah kolaborasi antarpendidik, pegiat literasi, dan komunitas kreatif. Kehadiran lembaga pemerintah serta ekosistem kreatif dalam mendukung pengembangan pembelajaran berbasis game menunjukkan bahwa sinergi berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menghadirkan pendidikan yang adaptif dan inovatif.

Dengan mengikuti webinar ini, TBM Akhyar Center berkomitmen untuk terus menghadirkan terobosan dalam kegiatan literasi. Ke depan, TBM berencana mengintegrasikan konsep game based learning ke dalam aktivitas pembelajaran nonformal, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari metode kreatif ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat akar rumput.(*)

Senin, 15 September 2025

Menghidupkan Cerita: Assemblr sebagai Alat Pembiasaan Membaca yang Menyenangkan



TBM Akhyar Center - Membaca seringkali dianggap sebagai kegiatan yang serius dan monoton, terutama bagi anak-anak yang lebih tertarik pada media digital. Untuk membangkitkan minat baca, dibutuhkan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan. Assemblr hadir sebagai solusi inovatif, memungkinkan teks dan ilustrasi diubah menjadi pengalaman interaktif tiga dimensi. Anak-anak tidak hanya membaca kata-kata, tetapi juga mengeksplorasi cerita secara visual, berinteraksi dengan model 3D, dan bahkan menambahkan elemen animasi. Transformasi ini membuat proses membaca menjadi lebih hidup dan menarik. Dengan cara ini, literasi tidak lagi sekadar kewajiban, tetapi menjadi aktivitas yang seru, edukatif, dan menumbuhkan kreativitas. Assemblr membantu membiasakan membaca dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan dunia digital anak-anak.

Assemblr memungkinkan anak-anak melihat cerita secara imersif. Misalnya, buku fantasi dapat divisualisasikan dengan karakter dan latar tiga dimensi, sementara buku sains bisa menampilkan eksperimen interaktif. Pendekatan ini menstimulasi rasa ingin tahu dan kemampuan analisis anak. Anak-anak terdorong untuk bertanya, mengeksplorasi, dan memahami isi bacaan secara mendalam. Selain itu, pengalaman membaca yang interaktif meningkatkan daya ingat dan pemahaman materi, karena anak terlibat secara aktif dalam prosesnya. Integrasi visual dan digital membuat literasi lebih menarik dan menyenangkan, sekaligus melatih keterampilan berpikir kritis dan kreativitas. Dengan Assemblr, membaca menjadi pengalaman yang tidak hanya edukatif, tetapi juga menghibur dan imersif.

Di lingkungan sekolah, Assemblr dapat digunakan untuk memperkuat program literasi interaktif. Guru dapat membuat modul membaca yang disesuaikan dengan topik pelajaran atau minat siswa. Siswa bisa berkolaborasi membuat konten interaktif, seperti cerita rakyat, sejarah, atau proyek sains, yang kemudian ditampilkan dalam bentuk 3D. Aktivitas ini mendorong keterampilan kolaboratif, kreativitas, dan literasi digital, sekaligus membuat membaca menjadi lebih menyenangkan. Dengan pembiasaan membaca melalui konten interaktif, anak-anak belajar memahami materi secara lebih mendalam dan membangun kebiasaan literasi yang berkelanjutan. Assemblr menjadikan proses belajar lebih partisipatif, memotivasi, dan relevan dengan cara belajar generasi digital.

Penggunaan Assemblr di rumah atau perpustakaan digital juga efektif dalam membangun budaya membaca. Orang tua dapat mendampingi anak membuat cerita interaktif sesuai minat mereka, seperti dongeng fantasi, eksperimen sains, atau kisah sejarah lokal. Anak-anak belajar mengekspresikan ide, menganalisis informasi, dan memodifikasi konten sesuai kreativitas mereka. Aktivitas ini melatih kemampuan berpikir kritis, problem solving, dan kreativitas, sekaligus menjadikan membaca aktivitas yang menyenangkan dan edukatif. Dengan cara ini, anak menjadi pembaca aktif yang terlibat langsung dalam pengalaman literasi, bukan sekadar pasif menyerap informasi. Literasi digital menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari yang seru, kreatif, dan mendidik.

Assemblr membuktikan bahwa membaca dapat menjadi pengalaman yang hidup, kreatif, dan interaktif. Anak-anak tidak hanya membaca kata-kata, tetapi juga mengalami dan menciptakan cerita mereka sendiri. Budaya baca yang terbentuk melalui pengalaman interaktif ini mendorong kreativitas, rasa ingin tahu, dan keterampilan abad ke-21. Integrasi teknologi digital dalam literasi menjadikan membaca relevan dengan dunia modern, meningkatkan minat baca, dan membiasakan anak-anak untuk terus belajar. Dengan Assemblr, literasi tidak lagi monoton, tetapi menyenangkan, partisipatif, dan mendidik. Platform ini menjadi alat efektif untuk membangun kebiasaan membaca yang berkelanjutan, mempersiapkan generasi muda yang gemar membaca, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Dari Buku ke Virtual: Assemblr sebagai Media Inovatif Mendorong Literasi




TBM Akhyar Center - Perkembangan teknologi digital telah menghadirkan berbagai cara baru untuk menyampaikan informasi, termasuk dalam dunia literasi. Buku konvensional tetap penting, namun metode ini kadang terasa monoton bagi generasi muda yang terbiasa dengan interaksi digital. Untuk menjawab tantangan ini, Assemblr muncul sebagai platform inovatif yang mengubah bacaan tradisional menjadi pengalaman interaktif. Dengan Assemblr, teks, gambar, dan ilustrasi dapat diubah menjadi model tiga dimensi yang bisa diputar, diperbesar, atau dianimasikan. Transformasi ini membuat proses membaca menjadi lebih menarik, mendalam, dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya membaca kata-kata, tetapi juga mengalami isi cerita secara visual dan interaktif, sehingga literasi berkembang menjadi pengalaman yang memikat dan edukatif.

Salah satu keunggulan Assemblr adalah kemampuannya menghadirkan visualisasi cerita yang imersif. Misalnya, buku sejarah atau budaya bisa diubah menjadi rekreasi bangunan, artefak, atau peristiwa penting dalam bentuk 3D. Anak-anak dapat mengeksplorasi setiap detailnya, membuat pengalaman membaca lebih hidup dan menyenangkan. Selain meningkatkan minat baca, pendekatan ini juga mendorong pemahaman yang lebih baik karena anak dapat melihat hubungan antar konsep secara visual. Interaksi aktif dengan konten membaca membantu membangun ingatan jangka panjang dan keterampilan analisis. Dengan kata lain, Assemblr menggabungkan hiburan, edukasi, dan literasi digital dalam satu pengalaman yang menstimulasi rasa ingin tahu dan kreativitas anak.

Di sekolah, guru dapat memanfaatkan Assemblr untuk membuat modul pembelajaran interaktif. Siswa tidak hanya membaca materi, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam pembuatan konten. Misalnya, siswa dapat membuat model budaya lokal, cerita rakyat, atau peristiwa sejarah, lalu mempresentasikannya dalam bentuk 3D. Pendekatan ini mengajarkan keterampilan kolaboratif, kreativitas, dan literasi digital sekaligus meningkatkan pemahaman materi. Aktivitas seperti ini membuat budaya baca tidak lagi statis, tetapi menjadi kegiatan yang menyenangkan, edukatif, dan relevan dengan dunia digital anak. Dengan pengalaman belajar yang interaktif, literasi menjadi lebih hidup dan anak-anak terdorong untuk terus membaca, mengeksplorasi, dan menciptakan konten sendiri.

Selain di sekolah, Assemblr dapat digunakan di rumah atau perpustakaan digital untuk membangun kebiasaan membaca anak. Orang tua bisa membimbing anak membuat cerita interaktif sesuai minat, seperti dongeng fantasi, eksperimen sains, atau kisah sejarah lokal. Anak-anak belajar mengekspresikan ide, menganalisis informasi, dan memodifikasi konten sesuai imajinasi mereka. Aktivitas ini mengembangkan kemampuan berpikir kritis, problem solving, dan kreativitas, sekaligus membuat membaca menjadi aktivitas yang menyenangkan. Dengan cara ini, anak tidak hanya menjadi pembaca pasif, tetapi peserta aktif dalam pengalaman literasi digital. Literasi modern pun menjadi sarana untuk belajar sambil bermain, relevan, dan menarik.

Assemblr membuktikan bahwa literasi tidak harus monoton dan konvensional. Transformasi dari buku ke media virtual menghadirkan pengalaman membaca yang interaktif, imersif, dan kreatif. Anak-anak tidak hanya membaca, tetapi mengalami, mengeksplorasi, dan menciptakan cerita mereka sendiri. Dengan integrasi teknologi digital, literasi menjadi aktivitas yang menyenangkan, membangun kreativitas, dan melatih keterampilan abad ke-21. Budaya baca yang terbentuk melalui metode ini relevan dengan dunia modern, meningkatkan minat baca, dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan digital. Assemblr menjadi jembatan inovatif yang menjadikan membaca lebih hidup, edukatif, dan inspiratif bagi anak-anak masa kini.


Transformasi Budaya Baca di Era Digital melalui Assemblr



TBM Akhyar Center - Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara anak-anak dan remaja mengakses informasi dan hiburan. Di sisi lain, budaya membaca konvensional cenderung menurun karena persaingan dengan media digital yang lebih interaktif dan visual. Untuk menghadapi tantangan ini, pendekatan literasi harus berevolusi mengikuti tren teknologi. Salah satu inovasi yang efektif adalah penggunaan Assemblr, platform yang memungkinkan pembuatan konten interaktif dan tiga dimensi. Assemblr mengubah bacaan tradisional menjadi pengalaman imersif di mana anak-anak dapat melihat, menyentuh, dan mengeksplorasi isi bacaan secara kreatif. Transformasi ini bukan hanya memikat minat baca, tetapi juga memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam, sehingga literasi menjadi bagian dari pengalaman digital mereka sehari-hari.

Dengan Assemblr, teks dan cerita tidak lagi statis, melainkan dapat divisualisasikan dengan animasi, grafik, atau model 3D. Misalnya, buku sains bisa menampilkan planet dan sistem tata surya dalam bentuk interaktif, sementara cerita sejarah dapat menampilkan peristiwa atau bangunan tradisional secara realistis. Anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga belajar melalui eksplorasi visual yang menyenangkan. Hal ini memicu rasa ingin tahu yang lebih tinggi dan mendorong mereka untuk mencari informasi tambahan. Integrasi elemen digital dan interaktif juga melatih keterampilan literasi visual dan digital, yang sangat penting di era modern. Dengan cara ini, Assemblr membuka jalan bagi generasi muda untuk menikmati literasi dengan cara yang relevan dan seru.

Implementasi Assemblr di sekolah memberikan pengalaman belajar yang lebih aktif dan kolaboratif. Guru dapat membuat modul interaktif yang sesuai kurikulum, sementara siswa berperan langsung dalam eksplorasi dan pembuatan konten. Misalnya, siswa bisa merekonstruksi bangunan adat, cerita rakyat, atau peristiwa sejarah dalam bentuk 3D, lalu mempresentasikannya kepada teman-teman. Aktivitas ini meningkatkan pemahaman materi sekaligus keterampilan digital, kreativitas, dan kerja sama. Pembelajaran interaktif semacam ini membuat budaya baca tidak lagi monoton dan membosankan, tetapi menjadi aktivitas yang menyenangkan, edukatif, dan relevan dengan dunia digital anak-anak. Dengan begitu, literasi berkembang sebagai pengalaman yang melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif.

Di luar sekolah, Assemblr juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan literasi di rumah atau perpustakaan digital. Orang tua dapat mendampingi anak membuat konten interaktif sesuai minat mereka, seperti cerita fantasi, sains, atau sejarah lokal. Anak-anak belajar mengekspresikan ide, menganalisis informasi, dan memodifikasi konten sesuai kreativitas mereka. Proses ini melatih keterampilan berpikir kritis dan kemampuan problem solving. Dengan pengalaman membaca yang menyenangkan dan imersif, anak-anak terdorong untuk terus mengeksplorasi dunia literasi digital. Assemblr pun menjadi sarana yang tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga membentuk keterampilan literasi yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21.

Transformasi budaya baca melalui Assemblr menegaskan bahwa literasi modern bisa seru, interaktif, dan kreatif. Anak-anak tidak hanya menjadi pembaca pasif, tetapi peserta aktif dalam pengalaman belajar yang melibatkan visual, animasi, dan eksplorasi. Integrasi teknologi digital dalam literasi membangun kebiasaan membaca yang menyenangkan sekaligus meningkatkan kreativitas, analisis, dan keterampilan kolaboratif. Budaya baca yang terbentuk melalui metode ini tidak hanya relevan dengan dunia digital anak-anak, tetapi juga menyiapkan mereka menghadapi tantangan informasi dan teknologi di masa depan. Dengan demikian, Assemblr menjadi alat strategis untuk membangun generasi muda yang gemar membaca, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Assemblr dan Literasi Digital: Cara Kreatif Menumbuhkan Minat Baca Anak




TBM Akhyar Center - Di era digital, anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan layar, aplikasi, dan interaksi online. Tantangan terbesar bagi orang tua dan guru adalah bagaimana menyalurkan minat ini agar tetap produktif dan edukatif. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan Assemblr, platform digital yang memungkinkan pembuatan konten interaktif dan tiga dimensi. Dengan Assemblr, anak tidak hanya membaca teks, tetapi juga melihat, berinteraksi, dan mengeksplorasi materi bacaan secara visual. Pendekatan ini menghadirkan pengalaman literasi yang lebih menarik dan menyenangkan. Aktivitas membaca yang interaktif membuat anak terlibat aktif, sehingga minat baca meningkat secara alami, dan mereka mulai melihat literasi sebagai kegiatan seru, bukan sekadar kewajiban akademik.

Assemblr memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar sambil bermain. Misalnya, cerita dongeng atau sains dapat divisualisasikan dalam bentuk model 3D yang bisa diubah, diputar, atau diberi animasi. Dengan cara ini, anak-anak belajar memahami isi bacaan secara lebih mendalam. Selain itu, interaksi langsung dengan konten digital meningkatkan daya ingat dan kemampuan analisis mereka. Anak-anak terdorong untuk menanyakan “mengapa” dan “bagaimana”, sehingga pengalaman membaca menjadi proses pembelajaran aktif. Integrasi elemen visual dan interaktif membuat literasi digital lebih efektif, dan anak belajar mengekspresikan ide mereka sendiri melalui kreasi konten, membangun rasa percaya diri serta kreativitas sejak dini.

Implementasi Assemblr dalam program literasi sekolah menghadirkan pengalaman belajar yang kolaboratif. Guru dapat membuat modul membaca interaktif yang disesuaikan dengan topik pembelajaran, sementara siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proyek pembuatan konten. Misalnya, dalam pembelajaran budaya lokal, siswa bisa membuat model rumah adat atau peristiwa sejarah dalam bentuk 3D. Aktivitas ini bukan hanya meningkatkan pemahaman materi, tetapi juga melatih keterampilan digital, komunikasi, dan kerja sama. Pembelajaran seperti ini membantu membangun budaya baca yang menyenangkan, relevan dengan dunia digital anak, dan mendorong partisipasi aktif. Anak-anak yang terlibat langsung cenderung lebih antusias membaca dan mengeksplorasi informasi tambahan secara mandiri.

Assemblr juga dapat digunakan di rumah untuk memperkuat literasi anak secara kreatif. Orang tua bisa mendampingi anak membuat bacaan interaktif sesuai minat mereka, seperti cerita fantasi, sains, atau sejarah lokal. Aktivitas ini menggabungkan pembelajaran dengan hiburan, sehingga anak tetap termotivasi membaca. Selain itu, anak-anak belajar berpikir kritis saat mereka menganalisis cerita, menambahkan elemen baru, atau memodifikasi konten sesuai imajinasi mereka. Dengan demikian, Assemblr tidak hanya membangun minat baca, tetapi juga mengembangkan keterampilan literasi digital, visual, dan informasi. Anak menjadi lebih kreatif, mandiri, dan aktif dalam mengeksplorasi dunia literasi yang lebih luas dan modern.

Pemanfaatan Assemblr sebagai media literasi digital menegaskan bahwa minat baca anak bisa tumbuh dengan cara yang menyenangkan dan kreatif. Platform ini menghadirkan pengalaman belajar yang interaktif, visual, dan imersif, sehingga anak merasa terlibat aktif dalam setiap bacaan. Budaya membaca yang berkembang melalui metode ini mendorong anak untuk mengeksplorasi, bertanya, dan berkreasi, bukan sekadar menghafal atau menyelesaikan tugas. Dengan integrasi teknologi, literasi menjadi aktivitas yang relevan dengan dunia digital mereka, sekaligus membangun keterampilan penting seperti kreativitas, analisis, dan kolaborasi. Assemblr menjadi jembatan yang efektif untuk menumbuhkan generasi yang gemar membaca, inovatif, dan siap menghadapi tantangan era digital.

Membangun Budaya Baca Interaktif dengan Assemblr: Literasi Tak Lagi Monoton



TBM Akhyar Center - Budaya membaca merupakan fondasi penting dalam pengembangan literasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Namun, dalam praktiknya, minat baca sering kali masih rendah, terutama di kalangan anak dan remaja yang lebih tertarik pada gadget dan media sosial. Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan pendekatan inovatif yang memadukan teknologi dengan pengalaman membaca. Salah satu solusi modern adalah penggunaan Assemblr, platform digital yang memungkinkan pengguna membuat konten interaktif tiga dimensi. Dengan Assemblr, teks, gambar, dan ilustrasi bisa diubah menjadi pengalaman visual yang menarik, sehingga kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan. Transformasi ini membantu mengubah persepsi anak-anak bahwa membaca bukan sekadar kewajiban, tapi juga sarana eksplorasi dan hiburan edukatif.

Assemblr memberikan pengalaman membaca yang berbeda karena menggabungkan unsur interaktif dengan cerita visual. Anak-anak dapat mengeksplorasi konten secara langsung, misalnya menggeser, memperbesar, atau menambahkan animasi pada materi bacaan. Hal ini membuat proses belajar menjadi lebih aktif dan partisipatif, dibandingkan membaca buku konvensional yang statis. Dengan demikian, Assemblr tidak hanya meningkatkan minat baca tetapi juga mendorong pemahaman yang lebih mendalam. Misalnya, cerita sejarah, sains, atau budaya dapat divisualisasikan dalam bentuk model tiga dimensi yang realistis. Ketika anak dapat melihat dan “mengalami” isi bacaan, ingatan mereka akan lebih kuat, dan mereka akan terdorong untuk mencari informasi tambahan secara mandiri, membangun rasa ingin tahu yang sehat.

Penerapan Assemblr dalam program literasi sekolah atau komunitas membaca memiliki dampak yang signifikan. Guru dan pendidik bisa menciptakan modul membaca interaktif yang sesuai dengan kurikulum atau topik tertentu. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah lokal, murid dapat melihat rekreasi bangunan tradisional atau peristiwa sejarah secara 3D. Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi pemahaman materi, tetapi juga membangun keterampilan digital siswa. Selain itu, integrasi Assemblr mendorong kolaborasi antar siswa saat mereka bersama-sama membuat konten interaktif. Aktivitas kolaboratif ini memperkuat keterampilan komunikasi, kerja tim, dan kreativitas, sehingga budaya membaca berkembang menjadi aktivitas yang menyenangkan, sosial, dan edukatif sekaligus.

Selain di sekolah, Assemblr juga efektif diterapkan dalam kegiatan literasi di rumah atau perpustakaan digital. Orang tua dapat memanfaatkan platform ini untuk membuat bacaan interaktif yang relevan dengan minat anak, misalnya cerita fantasi, sains, atau budaya lokal. Pengalaman membaca yang menarik dan imersif akan membentuk kebiasaan membaca yang berkelanjutan. Lebih jauh, pengalaman ini memperkuat keterampilan kritis karena anak didorong untuk menganalisis isi cerita, mengeksplorasi fakta, dan bahkan menciptakan versi interaktif mereka sendiri. Dengan kata lain, Assemblr bukan hanya media hiburan, tetapi juga sarana pendidikan kreatif yang memfasilitasi pengembangan literasi digital, literasi visual, dan literasi informasi secara bersamaan.

Transformasi budaya baca melalui Assemblr menegaskan bahwa literasi modern tidak lagi monoton atau membosankan. Dengan teknologi interaktif, membaca menjadi pengalaman yang seru, kreatif, dan menyeluruh, melibatkan visual, narasi, dan eksplorasi aktif. Platform ini membuka peluang baru bagi guru, siswa, dan orang tua untuk membangun kebiasaan membaca yang menyenangkan sekaligus mendidik. Budaya baca yang interaktif juga menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis anak sejak dini. Dengan demikian, implementasi Assemblr bukan hanya solusi praktis untuk meningkatkan literasi, tetapi juga strategi jangka panjang untuk menyiapkan generasi muda yang gemar membaca, adaptif terhadap teknologi, dan siap menghadapi tantangan dunia digital.(*)



Sabtu, 13 September 2025

TBM Akhyar Center Ikut Serta Jadi Master Trainer AI for Ready ASEAN



TBM Akhyar Center - Di tengah derasnya arus digitalisasi, keterampilan kecerdasan buatan (AI) dan coding menjadi bekal penting bagi generasi muda hingga masyarakat umum. Menjawab kebutuhan tersebut, Founder TBM Akhyar Center, D.A. Akhyar, S.Ud., M.Pd., turut serta sebagai salah satu Master Trainer dalam kegiatan AI for Ready ASEAN yang diselenggarakan ASEAN Foundation secara online melalui Zoom Meeting pada Sabtu (13/09/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 30 Master Trainer dari berbagai belahan daerah di Indonesia. Mereka akan berperan aktif menyebarkan ilmu terkait AI dan coding kepada beragam lapisan masyarakat, mulai dari siswa, guru, pelaku UMKM, organisasi, komunitas, hingga masyarakat umum.

Partisipasi TBM Akhyar Center dalam program ini menjadi bukti komitmen lembaga tersebut dalam memperluas akses literasi digital. Menurut pendiri TBM Akhyar Center, kesempatan menjadi Master Trainer bukan hanya amanah, tetapi juga peluang untuk membawa manfaat langsung ke masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah dengan akses teknologi terbatas. 

Dengan bekal pelatihan intensif, para Master Trainer akan mengadopsi metode belajar yang aplikatif dan mudah dipahami. Hal ini diharapkan mempermudah peserta dari berbagai latar belakang untuk memahami dasar-dasar AI maupun praktik coding yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari.

Salah satu fokus utama dari program ini adalah pemberdayaan UMKM melalui teknologi. Dengan pemanfaatan AI, UMKM bisa meningkatkan efisiensi, memperluas pasar, hingga mengembangkan strategi bisnis yang lebih inovatif. TBM Akhyar Center bersama Master Trainer lainnya siap menjadi fasilitator agar transformasi digital UMKM dapat berjalan lebih efektif.

Selain UMKM, komunitas dan organisasi lokal juga mendapat perhatian khusus. Melalui kegiatan pendampingan, TBM Akhyar Center berharap literasi digital dapat tumbuh dari tingkat akar rumput, sehingga masyarakat lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan zaman. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar manfaat dari program ini semakin luas.

Pada akhirnya, keikutsertaan TBM Akhyar Center sebagai salah satu Master Trainer AI for Ready ASEAN menunjukkan langkah nyata dalam membangun ekosistem pembelajar yang inklusif. Dengan sinergi para Master Trainer, masyarakat akan semakin siap menyongsong masa depan berbasis teknologi, sekaligus memperkuat daya saing bangsa di kancah global.(*)

© Copyright 2019-2025 Akhyar Center Indonesia | All Right Reserved